Banda Aceh (ANTARA) - Penyidik Kepolisian Resor (Polres) Aceh Timur menyelidiki warga yang mengalami keracunan gas dan harus dirawat di rumah sakit diduga akibat kegiatan sumur perusahaan migas di daerah itu.

"Kepolisian mulai melakukan penyelidikan terkait atas dugaan warga mengalami keracunan gas akibat kegiatan PT Medco EP Malaka di Sumur Alur Siwah, Nurussalam, Kabupaten Aceh Timur," kata Kapolres Aceh Timur AKBP Andy Rahmansyah di Aceh Timur, Selasa.

Sebelumnya, sebanyak 29 orang warga Desa Panton Rayeuk T, Kecamatan Banda Alam, Kabupaten Aceh Timur, yang menjadi korban gas beracun kini dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Zubir Mahmud.

Kapolres mengatakan pihaknya sudah menurunkan tim ke lokasi sumur yang diduga mengeluarkan gas yang menyebabkan warga keracunan guna mengecek prosedur yang dilakukan pihak perusahaan migas tersebut.

"Tim dari kepolisian sedang menyelidikinya dan kini sedang mengecek prosedur yang dilakukan pihak perusahaan," kata Andy Rahmansyah menyebutkan.

Baca juga: Ratusan warga Aceh Timur mengungsi hindari gas beracun

Baca juga: Keracunan gas, belasan warga Aceh Timur dilarikan ke Puskesmas


Sementara itu, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten (DLHK) Aceh Timur menyatakan penanganan terkait gas beracun tersebut merupakan kewenangan pemerintah provinsi.

"Untuk ujinya, merupakan kewenangan provinsi. Terkait apakah bersumber gas dari sumur operasi perusahaan migas, kami belum bisa memastikan. Kami masih menunggu hasil pemeriksaan dari provinsi," kata Kepala Bidang Pengawasan Izin Lingkungan dan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup DLHK Aceh Timur Hermansyah.

Sebelumnya, PT Medco E&P Malaka, perusahaan migas yang beroperasi di wilayah itu menyatakan sudah menindaklanjuti laporan warga terkait dugaan bau gas di sekitar area operasi hingga menyebabkan warga mengalami keracunan gas.

VP Relations & Security PT Medco E&P Malaka Arif Rinaldi mengatakan perusahaan bergerak cepat dan berkoordinasi dengan instansi kesehatan setempat untuk memastikan warga mendapatkan perawatan dan penanganan medis secara intensif.

"Sebagian warga sudah diperbolehkan pulang. Perusahaan juga telah menurunkan tim kesehatan, keselamatan kerja dan melindungi lingkungan ke lokasi kejadian serta memberikan penanganan kesehatan kepada warga," kata Arif Rinaldi.