Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah menargetkan harga ekspor gas alam cair dari Kilang Tangguh, Papua, ke Fujian, China bisa mencapai 11 dolar AS per juta British thermal unit.

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Rudi Rubiandini di Jakarta Senin mengatakan, pihaknya akan mulai merenegosiasikan harga ekspor LNG ke Fujian pada 30 Mei 2013.

"Tim negosiasi akan berangkat ke Beijing, China pada 30 Mei ini," katanya.

Tim dipimpin Deputi Pengendalian Komersial SKK Migas Widhyawan Prawiraatmadja dan beranggotakan perwakilan SKK Migas, Ditjen Migas Kementerian ESDM, dan BP Berau Limited.

Menurut Rudi, harga ekspor LNG Fujian yang baru akan dirumuskan dengan menghapus batas atas (ceiling price) dan merevisi formulanya.

Harga lama Fujian memakai formula 5,25 persen harga minyak di pasar Jepang (Japan crude cocktail/JCC) dan "ceiling price" JCC 38 dolar AS per barel.

Dengan mekanisme itu, harga LNG Fujian hanya 3,345 dolar AS per MMBTU meski harga minyak terus meningkat.

Kalau "ceiling price" dihapus dan harga JCC 100 dolar per barel, maka didapat harga Fujian tujuh dolar per MMBTU.

Sementara, perbaikan formula ditargetkan sebesar 11 persen JCC atau sama dengan harga LNG untuk pasar domestik.

Dengan formula 11 persen JCC itu, maka harga Fujian 11 dolar/MMBTU tercapai pada JCC 88 dolar per barel.

Sedangkan, dengan memakai formula harga pasar LNG internasional sebesar 14 persen JCC, maka harga Fujian 11 dolar tercapai pada JCC 70 dolar per barel.

"Kalau mengikuti harga pasar, sepertinya akan sulit. Karenanya, kami targetkan harga baru Fujian bergerak antara 7-11 dolar AS per MMBTU," katanya.