Semarang (ANTARA) - Pengadilan Negeri (PN) Kota Semarang, Jawa Tengah, Selasa, mengadili Ahmad Nashir selaku terdakwa dalam kasus kematian ABK, anak Penjabat Gubernur Papua Pegunungan Nikolaus Kondomo.
Juru Bicara PN Semarang Aris Bawono Langgeng di Kota Semarang, Jawa Tengah, Selasa, membenarkan sidang dengan agenda pembacaan dakwaan itu digelar secara tertutup.
"Sidang dipimpin Hakim Ketua Bambang Budi Mursito," kata Aris Bawono.
Menurut dia, kasus tersebut termasuk dalam perkara asusila, sehingga sidang digelar secara tertutup.
"Tetap nanti saat putusan sidang digelar terbuka untuk umum," tambahnya.
Baca juga: Pelayat datangi rumah duka putri Nikolaus Kondomo di Semarang
Agenda sidang yang diikuti terdakwa Ahmad Nashir dari tahanan di Lapas Semarang itu merupakan pembacaan dakwaan oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) Supinto Priyono.
Dalam dakwaannya, jaksa menuntut terdakwa dijerat dengan dakwaan alternatif, yakni melanggar Undang-Undang (UU) Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak atau Pasal 338 KUHP tentang Pembunuhan. Sidang akan kembali digelar pada pekan depan dengan agenda pemeriksaan saksi.
Sebelumnya, Polrestabes Semarang menyelidiki kasus kematian seorang perempuan berusia 16 tahun di sebuah kamar indekos di Jalan Pawiyatan Luhur, Kota Semarang, pada tanggal 18 Mei 2023.
Korban kemudian diketahui merupakan anak dari Nikolaus Kondomo, yang juga Staf Ahli Bidang Hubungan Antar Lembaga dan Kerja Sama Internasional Kejaksaan Agung. Korban sempat dibawa ke rumah sakit sebelum akhirnya dinyatakan meninggal dunia.
Dari tempat kejadian perkara, polisi mengamankan sejumlah barang bukti berupa sejumlah botol minuman beralkohol berbagai jenis. Pemeriksaan forensik menyatakan korban ABK meninggal dunia akibat gagal nafas dan keracunan.
Baca juga: Polisi dalami penyebab kematian anak pj gubernur Papua Pegunungan
PN Semarang adili terdakwa kasus kematian anak Nikolaus Kondomo
26 September 2023 15:51 WIB
Ruang sidang kasus kematian anak pj gubernur Papua Pegunungan di PN Semsrang, Jawa Tengah, Selasa (26/9/2023). (ANTARA/I. C. Senjaya)
Pewarta: Immanuel Citra Senjaya
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2023
Tags: