Aset perbankan Sulut tumbuh 8,77 persen
26 September 2023 08:42 WIB
Aktivitas nasabah di Bank Sulutgo makin berkurang karena mulai memanfaatkan layanan digital, di Manado, Selasa (26/9/2023). ANTARA/NancyvL Tigauw.
Manado (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan Sulawesi Utara Gorontalo Maluku Utara (Sulutgomalut) menjelaskan aset perbankan yang beraktivitas di Sulawesi Utara (Sulut) mengalami pertumbuhan sebesar 8,77 persen hingga posisi Juli 2023.
"Hingga posisi Juli 2023 aset perbankan Sulut mencapai Rp86,18 triliun atau tumbuh 8,77 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu hanya Rp79,23 triliun," kata Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulutgomalut Winter Marbun, di Manado, Selasa.
Winter mengatakan jika dibandingkan dengan year to date atau akhir tahun 2022 juga tumbuh sebesar 2,88 persen, yakni dari Rp83,76 triliun menjadi Rp86,18 triliun.
Pertumbuhan aset ini, katanya, didukung oleh pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) 4,14 persen dari Rp28,32 triliun pada Juli 2022 menjadi Rp29,5 triliun di Juli 2023.
Kemudian, katanya, juga ditopang oleh pertumbuhan kredit sebesar 6,24 persen.
Penyaluran kredit perbankan Sulut hingga Juli 2023 mencapai Rp45,52 triliun atau tumbuh 6,24 persen dibandingkan dengan posisi yang sama tahun lalu (YonY) hanya sebesar Rp42,85 triliun.
Hal ini menandakan penyaluran kredit lebih besar dibandingkan penghimpunan dana masyarakat, yang tercermin pada loan deposit rasio (LDR) sebesar 154,31 persen.
"Berarti ada dana segar dari luar yang masuk ke Sulut dan dijadikan pinjaman," katanya.
Kendati penyaluran kredit cukup besar oleh perbankan Sulut, katanya, namun non performing loan (NPL) atau kredit bermasalah bisa ditekan hingga 2,65 persen dari sebelumnya sebesar 3,44 persen.
"NPL yang mengalami penurunan ini menandakan kemampuan debitur mengembalikan kredit cukup baik di Sulut," jelasnya.
"Hingga posisi Juli 2023 aset perbankan Sulut mencapai Rp86,18 triliun atau tumbuh 8,77 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu hanya Rp79,23 triliun," kata Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulutgomalut Winter Marbun, di Manado, Selasa.
Winter mengatakan jika dibandingkan dengan year to date atau akhir tahun 2022 juga tumbuh sebesar 2,88 persen, yakni dari Rp83,76 triliun menjadi Rp86,18 triliun.
Pertumbuhan aset ini, katanya, didukung oleh pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) 4,14 persen dari Rp28,32 triliun pada Juli 2022 menjadi Rp29,5 triliun di Juli 2023.
Kemudian, katanya, juga ditopang oleh pertumbuhan kredit sebesar 6,24 persen.
Penyaluran kredit perbankan Sulut hingga Juli 2023 mencapai Rp45,52 triliun atau tumbuh 6,24 persen dibandingkan dengan posisi yang sama tahun lalu (YonY) hanya sebesar Rp42,85 triliun.
Hal ini menandakan penyaluran kredit lebih besar dibandingkan penghimpunan dana masyarakat, yang tercermin pada loan deposit rasio (LDR) sebesar 154,31 persen.
"Berarti ada dana segar dari luar yang masuk ke Sulut dan dijadikan pinjaman," katanya.
Kendati penyaluran kredit cukup besar oleh perbankan Sulut, katanya, namun non performing loan (NPL) atau kredit bermasalah bisa ditekan hingga 2,65 persen dari sebelumnya sebesar 3,44 persen.
"NPL yang mengalami penurunan ini menandakan kemampuan debitur mengembalikan kredit cukup baik di Sulut," jelasnya.
Pewarta: Nancy Lynda Tigauw
Editor: Evi Ratnawati
Copyright © ANTARA 2023
Tags: