Jakarta (ANTARA) - Palang Merah Indonesia (PMI) menumbuhkan semangat kerelawanan pada anak muda untuk turut serta menjaga lingkungan, utamanya pada kondisi bumi yang semakin memanas akibat perubahan iklim.

“Ketika kita berbicara soal air bersih, kita bicara juga soal perubahan iklim, ada 400.000 relawan yang kita tugaskan, dan setiap satu relawan wajib menanam 10 pohon, sehingga dalam satu tahun kita punya 4 juta pohon. Semangat itulah yang sedang kita tumbuhkan ke anak-anak muda,” kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) PMI A.M. Fachir di Jakarta, Senin.

Ia menjelaskan, untuk menumbuhkan semangat kerelawanan tersebut, anak-anak muda perlu sosok idola yang menjadi tuntunan mereka.

“Kita perlu idola-idola, menampilkan contoh-contoh yang baik. Ini lah yang akan menjadi tuntunan mereka. Harapannya makin banyak lagi anak-anak muda yang ikut berpartisipasi, apalagi dengan penambahan kurikulum di sekolah untuk menampilkan sosok-sosok berpengaruh (lingkungan) seperti itu,” ujar dia.

Baca juga: PMI: Monumen Memorial Relawan COVID-19 kenang perjuangan nakes

Baca juga: PMI Jakbar dapat tambahan relawan Forpis di Terminal Kalideres


Ia menambahkan, saat ini efek buruknya lingkungan bisa dirasakan dengan mulai memanasnya suhu bumi, sehingga kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan perlu terus ditumbuhkan kepada anak-anak muda.

Pada Senin, PMI menutup operasi COVID-19 dengan meluncurkan dua buku pembelajaran pandemi, yakni "Bergerak Bersama Melawan COVID-19" dan "Pembelajaran Vaksinasi COVID-19: Catatan Palang Merah Indonesia".

Fachir mengatakan pembelajaran tentang COVID-19 dapat digunakan juga untuk mengatasi penyakit-penyakit lain yang muncul di Indonesia, salah satunya polusi udara yang menyebabkan gangguan pernapasan dan hingga saat ini masih menjadi pembahasan utama masyarakat di Jabodetabek karena kualitas udara yang semakin menurun.

“Harus mulai sekarang juga, anak-anak muda diberikan kesadaran dan pengetahuan akan pentingnya menjaga lingkungan untuk mengurangi polusi udara, sehingga masalah pernapasan juga bisa berkurang. Ini juga terkait dengan kerelawanan mereka,” ucapnya.

Menurutnya, pembelajaran dari pandemi COVID-19 merupakan bekal kesiapsiagaan bencana kesehatan ke depan, dan didokumentasikan PMI dalam dua buku ini untuk memperkuat kesiapan kolektif bersama pemerintah, mitra, dan seluruh masyarakat demi arsitektur kesehatan Indonesia yang lebih baik.

Ia menegaskan, PMI telah mengumpulkan pembelajaran terbaik dari pandemi dan menyatukan kekuatan kolektif untuk kesiapsiagaan pandemi dan krisis kesehatan di masa depan mengacu pada semangat pemerintah dalam Undang-Undang Nomor 17 tahun 2023 tentang Kesehatan.

"Pandemi COVID-19 memang telah berakhir. Namun, ini awal yang baik bagi kita semua untuk menyatukan kekuatan melalui pembelajaran berharga dan praktik terbaik, demi mendukung pemerintah dalam membangun arsitektur kesehatan yang lebih tangguh di masa mendatang," katanya.*

Baca juga: Pengabdian relawan PMI yang siap siaga di kawasan wisata saat Lebaran

Baca juga: PMI Jakbar kirim relawan ke pengungsian kebakaran Depo Pertamina