Kapuas Hulu, Kalbar (ANTARA News) - Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi mengatakan ekspor minyak sawit mentah (CPO) melalui Pos Lintas Batas (PLB) Badau jangan hanya ke Malaysia tetapi juga bisa menjangkau negara-negara tujuan lainnya.

"Ekspor CPO sangat besar. Jangan hanya ke Malaysia karena kenyataannya oleh mereka diekspor kembali ke negara-negara lain," kata Bayu Krisnamurthi di Nanga Badau, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, Sabtu.

Wamendag Bayu Krisnamurthi berada di Kapuas Hulu untuk meresmikan ekspor perdana CPO produksi PT Paramitra Internusa Pratama melalui PLB Badau ke Sarawak, Malaysia Timur.

Wamendag mengatakan saat ini sedang menjajaki dan bernegosiasi dengan pihak Malaysia supaya bisa mengekspor melalui Malaysia. Bila memungkinkan, kata Wamendag, Indonesia akan berinvestasi untuk membangun infrastruktur ekspor ke negara-negara tujuan lainnya.

"Dengan begitu, manfaatnya akan lebih besar bagi kita. Produksi minyak sawit Kalimantan pada 2013 diperkirakan 4,5 juta ton dan akan terus bertambah karena tanaman mulai menghasilkan. Produksi 2013 Sumatera diperkirakan 17,5 juta ton, tetapi sebagian tanaman sudah berumur tua," tuturnya.

Sementara itu, Direktur PT Paramitra Internusa Pratama Susanto mengatakan pihaknya menargetkan proyeksi ekspor CPO melalui PLB Badau diperluas hingga ke China.

"Kami berencana mengakuisisi lahan di Tanjung Manis, Malaysia untuk membangun pelabuhan ekspor. Saat ini masih negosiasi dan kami optimistis bisa terwujud empat tahun atau lima tahun lagi," katanya.

Susanto mengatakan pembukaan ekspor CPO melalui PLB Badau dan rencana pembangunan pelabuhan ekspor di Tanjung Manis memerlukan kompensasi kepada pihak Malaysia. Karena itu, PT Paramitra Internusa Pratama sudah menggunakan bahan bakar minyak (BBM) dan semen dari Malaysia untuk digunakan di internal perusahaan.

"Menggunakan BBM dari Malaysia lebih efisien karena lebih mudah diperoleh dibandingkan BBM dari Indonesia. BBM dari Indonesia seringkali sudah tercampur dengan air dan bahan-bahan lain," katanya.
(T.D018)