Empat srikandi Universitas Brawijaya dikukuhkan sebagai profesor
23 September 2023 11:14 WIB
Empat srikandi Universitas Brawijaya (UB) yang dikukuhkan sebagai profesor di Gedung Samantha Krida kampus setempat, Sabtu (23/9) (ANTARA/Endang Sukarelawati)
Malang (ANTARA) - Universitas Brawijaya (UB) mengukuhkan empat orang srikandinya sebagai profesor baru dengan bidang ilmu berbeda yang dikukuhkan secara bersamaan di Gedung Samantha Krida kampus setempat, Sabtu.
Keempat srikandi yang dikukuhkan sebagai profesor baru tersebut adalah Prof Dr Pudji Purwanti, sebagai profesor aktif ke-17 di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) dan ke-180 atau ke-339 dari seluruh profesor yang dihasilkan UB.
Selanjutnya, Prof Dr Rofiaty, sebagai profesor aktif ke-23 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) dan ke-181 di UB, Prof Dr Kuswati, profesor aktif ke-19 di Fakultas Peternakan (Fapet) dan ke-182 di UB, serta Prof Dr Asfi Manzilati, sebagai profesor aktif ke-24 di FEB dan ke-183 di UB atau ke-342 dari seluruh profesor yang dihasilkan kampus tersebut.
Dalam pidato ilmiah pengukuhannya, Prof Dr Rofiaty mengemukakan bahwa pelaku bisnis perlu melakukan terobosan baru agar tetap survive, berdaya saing tinggi dan berkelanjutan.
Salah satu terobosan tersebut, menurut Prof Rofiaty, adalah menggunakan entrepreneurial flexible orientation. "Model ini merupakan konsep yang dikembangkan dengan memadukan orientasi entrepreneurial, fleksibelitas, kemampuan menyesuaikan terhadap perubahan dan lingkungan bisnis," ujarnya.
Sementara itu, Prof Dr Pudji Purwanti menyoroti industri perikanan yang melakukan pengelolaan menjadi tidak jelas, sehingga terjadi overfishing (tangkapan ikan berlebihan).
"Oleh karena itu, armada penangkapan ikan harus dikendalikan secara efektif agar sumber daya ikan berada pada pemanfaatan yang sesuai, sehingga bisa berkelanjutan," katanya.
Selain itu, lanjut Prof Pudji, perlu ada mata pencaharian alternatif bagi nelayan agar rumah tangga perikanan tetap tahan pangan, tahan sosial dan sejahtera serta tercipta lingkungan bioekonomi yang seimbang dan berkelanjutan," ujarnya.
Prof Dr Kuswati dalam pidato pengukuhannya yang berjudul "Pendekatan Model Three in One (MTO) untuk Peningkatan Produktivitas Sapi Madura" itu mengemukakan bahwa untuk meningkatkan produktivitas sapi di daerah itu diperlukan integrasi teknologi dengan model three in one (MTO).
Model ini, katanya, merupakan modifikasi penerapan dari konsep klasik tiga pilar peternakan, yaitu breeding, feeding dan manajemen.
"Inovasi MTO dapat meningkatkan produktivitas sapi Madura secara morfologi yang dapat meningkatkan performa sapi layak bibit," ucapnya.
Sedangkan Prof Dr Asfi Manzilati dalam pidato pengukuhannya berjudul "Kontrak Manunggal (Syirkah) sebagai Model untuk Menumbuhkan Ekonomi yang Berkeadilan dan Berkelanjutan", mengatakan model kontrak manunggal (syirkah) atau MKM mendasarkan pada kontrak yang menggunakan mekanisme pembagian manfaat dan/atau biaya/risiko di antara para pelaku bisnis secara proporsional.
"Dalam mekanisme ini terdapat linieritas manfaat dan atau biaya/risiko antar-pihak. Hal ini akan menumbuhkan rasa memiliki sekaligus bertanggung jawab atas kontrak tersebut, sehingga menjaga keberlanjutan ekonomi," ujarnya.
Baca juga: Universitas Brawijaya tambah empat profesor bidang ilmu berbeda
Baca juga: Empat srikandi Universitas Brawijaya dikukuhkan sebagai profesor
Baca juga: Profesor UB rancang kursi roda pintar untuk disabilitas
Keempat srikandi yang dikukuhkan sebagai profesor baru tersebut adalah Prof Dr Pudji Purwanti, sebagai profesor aktif ke-17 di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) dan ke-180 atau ke-339 dari seluruh profesor yang dihasilkan UB.
Selanjutnya, Prof Dr Rofiaty, sebagai profesor aktif ke-23 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) dan ke-181 di UB, Prof Dr Kuswati, profesor aktif ke-19 di Fakultas Peternakan (Fapet) dan ke-182 di UB, serta Prof Dr Asfi Manzilati, sebagai profesor aktif ke-24 di FEB dan ke-183 di UB atau ke-342 dari seluruh profesor yang dihasilkan kampus tersebut.
Dalam pidato ilmiah pengukuhannya, Prof Dr Rofiaty mengemukakan bahwa pelaku bisnis perlu melakukan terobosan baru agar tetap survive, berdaya saing tinggi dan berkelanjutan.
Salah satu terobosan tersebut, menurut Prof Rofiaty, adalah menggunakan entrepreneurial flexible orientation. "Model ini merupakan konsep yang dikembangkan dengan memadukan orientasi entrepreneurial, fleksibelitas, kemampuan menyesuaikan terhadap perubahan dan lingkungan bisnis," ujarnya.
Sementara itu, Prof Dr Pudji Purwanti menyoroti industri perikanan yang melakukan pengelolaan menjadi tidak jelas, sehingga terjadi overfishing (tangkapan ikan berlebihan).
"Oleh karena itu, armada penangkapan ikan harus dikendalikan secara efektif agar sumber daya ikan berada pada pemanfaatan yang sesuai, sehingga bisa berkelanjutan," katanya.
Selain itu, lanjut Prof Pudji, perlu ada mata pencaharian alternatif bagi nelayan agar rumah tangga perikanan tetap tahan pangan, tahan sosial dan sejahtera serta tercipta lingkungan bioekonomi yang seimbang dan berkelanjutan," ujarnya.
Prof Dr Kuswati dalam pidato pengukuhannya yang berjudul "Pendekatan Model Three in One (MTO) untuk Peningkatan Produktivitas Sapi Madura" itu mengemukakan bahwa untuk meningkatkan produktivitas sapi di daerah itu diperlukan integrasi teknologi dengan model three in one (MTO).
Model ini, katanya, merupakan modifikasi penerapan dari konsep klasik tiga pilar peternakan, yaitu breeding, feeding dan manajemen.
"Inovasi MTO dapat meningkatkan produktivitas sapi Madura secara morfologi yang dapat meningkatkan performa sapi layak bibit," ucapnya.
Sedangkan Prof Dr Asfi Manzilati dalam pidato pengukuhannya berjudul "Kontrak Manunggal (Syirkah) sebagai Model untuk Menumbuhkan Ekonomi yang Berkeadilan dan Berkelanjutan", mengatakan model kontrak manunggal (syirkah) atau MKM mendasarkan pada kontrak yang menggunakan mekanisme pembagian manfaat dan/atau biaya/risiko di antara para pelaku bisnis secara proporsional.
"Dalam mekanisme ini terdapat linieritas manfaat dan atau biaya/risiko antar-pihak. Hal ini akan menumbuhkan rasa memiliki sekaligus bertanggung jawab atas kontrak tersebut, sehingga menjaga keberlanjutan ekonomi," ujarnya.
Baca juga: Universitas Brawijaya tambah empat profesor bidang ilmu berbeda
Baca juga: Empat srikandi Universitas Brawijaya dikukuhkan sebagai profesor
Baca juga: Profesor UB rancang kursi roda pintar untuk disabilitas
Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2023
Tags: