Changsha (ANTARA) - Konsensus terkait konservasi dan pengembangan lahan terasering yang berkelanjutan diumumkan dalam konferensi yang digelar di Provinsi Hunan, China tengah.

Ajang itu diikuti lebih dari 100 partisipan dari China, Inggris, Amerika Serikat, Thailand, Rwanda, Pakistan, dan negara lainnya dengan mengusung tema "Dari Lahan Terasering Ziquejie untuk Dunia: Pertukaran Budaya Pertanian Global dan Konferensi Pembelajaran Bersama" yang diadakan pada Rabu (20/9).

Berbagai diskusi mengenai perlindungan dan pewarisan warisan pertanian, pengembangan wisata budaya, serta perlindungan dan pemulihan ekosistem digelar di ajang itu.

Menyoroti peran penting yang dimainkan oleh lahan terasering dalam pasokan pangan dan perlindungan keanekaragaman hayati, semua pihak menyepakati bahwa perlindungan lahan terasering dan pembangunan berkelanjutan di daerah-daerah sekitarnya harus menjadi tujuan bersama.

Lahan Terasering Ziquejie di wilayah Xinhua, lokasi penyelenggaraan konferensi itu, merupakan salah satu Sistem Warisan Pertanian Penting Global dan Struktur Irigasi Warisan Dunia yang masing-masing ditetapkan oleh Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) dan Komisi Internasional Bidang Irigasi dan Drainase (International Commission on Irrigation and Drainage).

Sejauh ini, total 78 sistem telah dicantumkan sebagai situs warisan pertanian oleh FAO, dengan China menempati peringkat teratas dengan 19 sistem.