Banda Aceh (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong UMKM di Aceh memanfaatkan layanan urun dana atau securities crowdfunding dari pasar modal guna mengembangkan usaha.

"Layanan urun dana ini merupakan akses yang diberikan agar UMKM bisa mendapatkan pembiayaan usaha dari pasar modal," kata Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon Inarno Djajadi di Banda Aceh, Jumat.

Pernyataan tersebut disampaikan Inarno Djajadi pada sosialisasi alternatif pendanaan UKM melalui securities crowdfunding (SCF). Sosialisasi diikuti pelaku UMKM, pasar modal, dan masyarakat

Inarno Djajadi mengatakan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) memiliki fungsi strategis dalam dalam pertumbuhan ekonomi nasional. UMKM memberi kontribusi terhadap produk domestik bruto mencapai 65 persen secara nasional.

Oleh karena itu, OJK berkomitmen memperluas akses UMKM ke pasar modal. Dengan layanan urun dana atau securities crowdfunding tersebut diharapkan akan memudahkan UMKM mendapatkan permodalan untuk mengembangkan usaha.

Di Aceh, kata Inarno Djajadi, baru satu UMKM diberi izin sebagai penerbit saham atau obligasi dengan skema urun dana. Sedangkan dana yang terhimpun melalui skema SCF tersebut mencapai Rp601 juta. Dana tersebut dihimpun dari 131 pemodal.

Sedangkan secara nasional sudah ada 451 UMKM yang diberi izin sebagai penerbit obligasi atau saham urun dana dengan 161 ribu pemodal. Sedang dana yang terhimpun hampir mencapai Rp1 triliun.

"Pembiayaan urun dana ini maksimal Rp10 miliar. Kami terus menyosialisasikan pembiayaan UMKM melalui layanan urun dana ini, sehingga berdampak pada pertumbuhan sektor ekonomi masyarakat," kata Inarno Djajadi.

Baca juga: OJK: Makin banyak masyarakat bantu UMKM via securities crowdfunding

Baca juga: OJK rilis aturan perubahan penyelenggaran layanan urun dana