Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia akan mengirimkan 16 jenis bantuan kemanusiaan untuk penanganan bencana banjir di Libya akibat badai Mediterania Daniel di negara tersebut.

"Sesuai permintaan pemerintah Libya maka Indonesia memutuskan untuk memberikan bantuan mengingat posisi strategis hubungan diplomatik dua negara ini sejak 1991," ujar Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy di Jakarta, Jumat.

Ia mengatakan pemberian bantuan ke Libya setelah dilaksanakannya Rapat Tingkat Menteri (RTM) sejumlah Kementerian dan Lembaga.

"RTM telah memutuskan bahwa pemerintah Indonesia akan memberikan bantuan berupa logistik sesuai dengan kebutuhan di lapangan," tuturnya.

Ia menyampaikan pemerintah telah menyiapkan 16 macam jenis bantuan yang akan dikirim ke Libya.

"Pengiriman bantuan diperkirakan akan kita laksanakan tanggal 27 September 2023," katanya.

Ia menambahkan bantuan yang akan dikirim itu fokus pada pascabencana, termasuk bantuan untuk jangka panjang terkait proses rehabilitasi dan rekonstruksi.

"Termasuk apakah mengirim tim SAR, di sana sudah ada 16 negara hadir, tetapi untuk wilayah Asean belum ada. Tetapi kalau memang nanti dibutuhkan kita sudah siapkan, bahkan juga dari LSM yang selama ini bergerak di bidang disaster manajemen," katanya.

Ia mengemukakan kota yang terdampak akibat bencana banjir itu antara lain Derna, Benghazi, Al Bayda, Shahat, dan Al Marj.

Dalam kesempatan sama, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto mengatakan pihaknya masih terus berkoordinasi dengan pemerintah Libya terkait jenis barang yang diperlukan.

"Tetapi sebagai gambaran kita menyiapkan 16 jenis barang itu seberat sekitar 45 ton, belum ditambah barang-barang dari Kementerian Kesehatan," paparnya.

Ia memaparkan 16 item itu barang-barang yang dibutuhkan ketika terjadi bencana banjir, seperti tenda, selimut, matras, pakaian anak, pakaian dewasa, alat pembersih, makanan siap saji, hingga genset.

"Jadi seputaran kepada barang-barang dasar yang dibutuhkan bagi orang yang berdampak bencana banjir, ini di titik beratkan kepada yang hidup. Untuk yang meninggal juga kita bantu kantong mayat, kain kafan," katanya.

Wakil Menteri Luar Negeri RI Pahala Nugraha Mansury menambahkan dalam laporan yang dihimpun tidak ada korban WNI akibat bencana banjir di Libya.

"Kita belum menerima laporan adanya korban yang terkait dengan warga WNI yang ada di Libya, tapi kita tentunya akan terus melakukan monitoring," tuturnya.

Baca juga: IOM laporkan 43.000 orang mengungsi akibat banjir di Libya timur

Baca juga: 95 persen lembaga pendidikan di daerah banjir Libya hancur

Baca juga: Korban tewas banjir Libya lebih dari 11.300 orang