Damaskus (ANTARA News) - Suriah pada Kamis mengancam akan melakukan tindakan segera terhadap serangan baru Israel, dua hari setelah laporan tentang adanya dua serangan terhadap target-target Hisbullah.

Ancaman itu dikeluarkan saat sekutu Suriah di Lebanon, Hisbullah, mengatakan Damaskus akan mempersenjatai mereka dengan senjata yang berubah-ubah, demikian laporan AFP.

Damaskus juga menyambut baik prakarsa Amerika Serikat-Rusia untuk menemukan panyelesaian politik guna mengakhiri perang saudara di Suriah yang berlangsung dua tahun.

Namun demikian, Damaskus menolak tuntutan Washington bahwa Presiden Bashar al-Assad perlu mengundurkan diri.

Damaskus juga mengatakan pihaknya siap menerima tim Perserikatan Bangsa-bangsa yang akan memeriksa klaim tentang adanya penggunaan senjata kimia di Suriah.

Dalam sebuah wawancara ekslusif dengan AFP, Wakil Menteri Luar Negeri Faisal Muqdad mengatakan bahwa "perintah telah dikeluarkan untuk melakukan tindakan segera terhadap serangan baru Israel tanpa harus menunggu perintah (tambahan) dari pimpinan yang lebih tinggi, dan bahwa pembalasan kami akan kuat dan menyakitkan terhadap Israel."

Sumber-sumber Israel mengatakan bahwa serangan-serangan yang dilancarkan pada Jumat dini hari dan Minggu diarahkan ke ikatan persenjataan untuk kelompok Syiah Lebanon, HIsbullah, namun Muqdad membatahnya.

"Mereka sama sekali tidak mencapai sasaran dan mereka berbohong tentang apa yang mereka katakan bahwa mereka menyasar Hisbullah," ujarnya.

"Suriah tidak akan membiarkan hal seperti ini terjadi lagi," tambahnya.

Di Beirut, pemimpin Hisbullah Hassan Nasrallah mengatakan Suriah akan memasok pergerakannya dengan "senjata yang berubah-ubah" dan membuka garis depan bagi para "pejuang perlawanan" terhadap negara Yahudi itu di Dataran Tinggi Golan.

Israel mencaplok Golan dari Suriah dalam perang Enam-Hari tahun 1967.

"Kalian orang Israel mengatakan tujuan kalian adalah untuk menghentikan berkembangnya kekuatan perlawanan (terhadap Israel) namun Suriah akan mendukung (Hisbullah) dengan persenjataan yang belum pernah dimiliki sebelumnya," kata Nasrallah dalam pidato yang disiarkan di televisi.

Israel telah berkali-kali memperingatkan bahwa pihaknya akan melakukan campur tangan guna mencegah pemindahan persenjataan canggih kepada Hisbullah.

Rezim Assad kian mengandalkan persekutuannya dengan Hisbullah dan koran Lebanon Al-Akhbar pada Kamis mengutip Assad yang mengatakan bahwa Suriah akan "memberi Hisbullah apapun" untuk kesetiaannya.

Pihak militer dan lembaga pemerhati Syrian Observatory for Human Rights pada Kamis sama-sama melaporkan bahwa pasukan loyalis, termasuk unsur-unsur Hisbullah, telah mendekati wilayah Qusayr, yang secara strategis terletak di sepanjang perbatasan Lebanon.

Sementara itu, kementerian luar negeri Suriah menyambut baik "pemulihan hubungan" AS-Rusia.

Di bawah pemulihan hubungan itu, kedua negara akan menyelenggarakan konferensi internasional untuk membangun kesepakatan enam butir yang dicapai di Jenewa tahun lalu.

Kesepakatan Jenewa ditujukan untuk mencari jalan menuju pemerintahan peralihan namun tidak menyebutkan berakhirnya kepemimpinan Assad, yang disebut pihak oposisi sebagai butir yang tak bisa ditawar-tawar.

Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengatakan Assad perlu mengundurkan diri sebagai bagian penyelesaian konflik.

Hal itu ditolak oleh kementerian luar negeri Suriah, yang menekankan bahwa keputusan seperti itu "hanya" milik rakyat Suriah.


Penerjemah: Tia Mutiasari