Balikpapan (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Balikpapan mendeteksi delapan titik panas tersebar di dua kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) dan telah diinformasikan ke pihak terkait untuk penanganan.

"Delapan titik panas tersebut terpantau sepanjang Kamis mulai pukul 01.00 hingga 24.00 Wita," kata Koordinator Bidang Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman-Sepinggan Balikpapan Diyan Novrida di Balikpapan, Jumat.

Baca juga: Jumlah titik panas di Kalimantan Timur terpantau berkurang

Titik panas merupakan indikator kebakaran hutan atau lahan (karhutla) yang terdeteksi dari suatu lokasi, dengan suhu relatif tinggi dibandingkan dengan suhu di sekitarnya.

Untuk itu, ia mengajak semua lapisan masyarakat saling menjaga dan waspada, seperti tidak membuang puntung rokok sembarangan, kemudian tidak melakukan pembakaran saat mengelola lahan agar tidak terjadi karhutla.

Sebaran delapan titik panas ini telah diinformasikan ke pihak terkait di wilayah kerja masing-masing, termasuk ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota untuk mendapat penanganan lebih lanjut.

Baca juga: BMKG deteksi 26 titik panas di Bengkulu berpotensi terjadi kebakaran

Dua kabupaten/kota yang terpantau delapan titik panas tersebut yakni Kota Balikpapan terdapat empat lokasi, kemudian Kabupaten Kutai Timur terdeteksi empat titik panas.

Rinciannya adalah di Kota Balikpapan yang terpantau empat titik, semuanya berada di Kecamatan Balikpapan Kota dan semuanya memiliki tingkat kepercayaan menengah.

Kemudian empat titik yang berada di Kabupaten Kutai Timur tersebar di dua kecamatan, yakni Kecamatan Bengalon ada satu titik dengan tingkat kepercayaan tinggi.dan Kecamatan Muara Ancalong terdapat tiga titik yang memiliki tingkat kepercayaan berbeda yakni rendah dan menengah.

Baca juga: KLHK kirim 96 surat peringatan titik panas untuk cegah kasus Karhutla

"Untuk mencegah meluas atau bertambahnya titik panas, kami imbau semua pihak tidak sembarangan melakukan pembakaran, karena banyak daun dan ranting kering yang rawan terbakar walau terkena sedikit percikan bara atau api," kata Diyan.