Ia mengatakan kelapa merupakan komoditas unggulan, baik untuk pemenuhan kebutuhan bahan baku industri di dalam negeri maupun ekspor.
Baca juga: Kemenkop UKM dan Garuda luncurkan UKMBOX sebagai solusi logistik UMKM
Baca juga: MenKopUKM minta influencer promosikan produk lokal lawan produk asing
Oleh karena itu, pemerintah terus mendorong pengembangan hilirisasi komoditas kelapa untuk kebutuhan ekspor sehingga memberikan nilai tambah bagi para petani.
"Hilirisasi memberikan nilai tambah bagi petani dan menyumbangkan 'multiplier effect' yang besar bagi perekonomian Indonesia," ujarnya.
Lebih lanjut Rulli mengungkapkan KemenkopUKM memberikan dukungan pada hilirisasi industri kelapa melalui pembangunan rumah produksi bersama (factory sharing) yang dikelola oleh koperasi.
Selain itu, juga menjembatani akses para petani dengan koperasi dalam penyediaan bibit berkualitas, penyerapan produk kelapa, pengolahan, sekaligus menghubungkan dengan pasar.
Dengan demikian, komoditas kelapa diharapkan mampu berdaya saing di dunia internasional seperti komoditas unggulan lainnya.
"Kelapa Indonesia perlu dikembangkan secara terintegrasi dari hulu ke hilir, dan terhubung dengan off taker, pembiayaan, serta beradaptasi menggunakan teknologi terkini," katanya.
Sebagai informasi, WCD 2023 di Gorontalo diselenggarakan oleh Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL), sebuah asosiasi pemerintah kabupaten untuk mewujudkan
pembangunan yang menjaga lingkungan dan mensejahterakan masyarakat melalui gotong royong multipihak.
Baca juga: Kemenkop UKM gandeng BPS pendataan lengkap koperasi dan UMKM
Baca juga: Pemkab Gorontalo matangkan persiapan pertemuan Hari Kelapa se-Dunia