Disperindag DIY optimalkan ekspor produk makanan
21 September 2023 23:59 WIB
Seorang desainer yang juga pengusaha busana wanita beralih usaha menjadi pelaku UMKM makanan olahan akibat pandemi COVID-19 di Karang Arum, Pasir Jati, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Senin (8/6/2020). ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/hp.
Yogyakarta (ANTARA) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengoptimalkan produk makanan sebagai komoditas ekspor alternatif seiring masih lesunya perekonomian Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa sebagai negara tujuan ekspor utama.
"Untuk 'food' ini potensinya luar biasa untuk ekspor," kata Kepala Disperindag DIY Syam Arjayanti di Yogyakarta, Kamis.
Menurut Syam, produk makanan bisa menjadi andalan DIY setelah beberapa produk ekspor lain seperti kerajinan kayu, hingga kulit mengalami penurunan terdampak gejolak ekonomi di AS dan Eropa.
Produk makanan, kata dia, memiliki peluang untuk diekspor ke Timur Tengah, khusunya Arab Saudi.
Terkait potensi itu, Disperindag DIY bakal berkoordinasi dengan Kedutaan Besar RI (KBRI) di sejumlah negara kawasan Timur Tengah untuk mempertemukan 'buyer-buyer' potensial termasuk yang ada di Arab Saudi dengan industri kecil menengah (IKM) DIY.
Baca juga: Disperindag DIY minta pelaku industri optimalkan pasar domestik
Baca juga: Disperindag DIY carikan alternatif negara tujuan ekspor bagi IKM
"Untuk yang Arab Saudi memang masih kita godog. Mudah-mudahan bisa gol karena misi dagang kita untuk 'food'," kata dia.
Meski begitu, Syam mengakui ekspor produk makanan masih terkendala skala produksi masing-masing pelaku usaha.
"Usaha yang di UMKM kan kecil-kecil sehingga kita susah untuk mempromosikan kalau mereka tidak bersatu dengan standar kualitas yang sama, ini 'PR' bagi kita," ujar dia.
Akumulasi nilai ekspor DIY sejak Januari hingga Juni 2023 mencapai 232,7 juta dolar AS atau turun 24,3 persen dibanding periode yang sama pada 2022.
Dibanding periode yang sama tahun 2022, menurut dia, kerajinan kayu turun 26 persen, kerajinan berbahan kulit turun 24 persen, pakaian jadi bukan rajutan 17 persen, minyak atsiri 13 persen.
Selain ke Timur Tengah, menurut dia, negara alternatif tujuan ekspor IKM DIY yang saat ini direkomendasikan Disperindag DIY antara lain negara-negara Asia Tenggara, Australia, serta Afrika.
"Asia itu juga masih bagus perekonomiannya, di Australia dan Afrika juga masih potensial tetapi ini tergantung produk yang mau diekspor apa," tutur Syam.
Baca juga: DKP sebut potensi ekspor ikan tangkap di laut selatan DIY tinggi
Baca juga: DKP: Kekeringan tidak signifikan pengaruhi produksi ikan budi daya DIY
"Untuk 'food' ini potensinya luar biasa untuk ekspor," kata Kepala Disperindag DIY Syam Arjayanti di Yogyakarta, Kamis.
Menurut Syam, produk makanan bisa menjadi andalan DIY setelah beberapa produk ekspor lain seperti kerajinan kayu, hingga kulit mengalami penurunan terdampak gejolak ekonomi di AS dan Eropa.
Produk makanan, kata dia, memiliki peluang untuk diekspor ke Timur Tengah, khusunya Arab Saudi.
Terkait potensi itu, Disperindag DIY bakal berkoordinasi dengan Kedutaan Besar RI (KBRI) di sejumlah negara kawasan Timur Tengah untuk mempertemukan 'buyer-buyer' potensial termasuk yang ada di Arab Saudi dengan industri kecil menengah (IKM) DIY.
Baca juga: Disperindag DIY minta pelaku industri optimalkan pasar domestik
Baca juga: Disperindag DIY carikan alternatif negara tujuan ekspor bagi IKM
"Untuk yang Arab Saudi memang masih kita godog. Mudah-mudahan bisa gol karena misi dagang kita untuk 'food'," kata dia.
Meski begitu, Syam mengakui ekspor produk makanan masih terkendala skala produksi masing-masing pelaku usaha.
"Usaha yang di UMKM kan kecil-kecil sehingga kita susah untuk mempromosikan kalau mereka tidak bersatu dengan standar kualitas yang sama, ini 'PR' bagi kita," ujar dia.
Akumulasi nilai ekspor DIY sejak Januari hingga Juni 2023 mencapai 232,7 juta dolar AS atau turun 24,3 persen dibanding periode yang sama pada 2022.
Dibanding periode yang sama tahun 2022, menurut dia, kerajinan kayu turun 26 persen, kerajinan berbahan kulit turun 24 persen, pakaian jadi bukan rajutan 17 persen, minyak atsiri 13 persen.
Selain ke Timur Tengah, menurut dia, negara alternatif tujuan ekspor IKM DIY yang saat ini direkomendasikan Disperindag DIY antara lain negara-negara Asia Tenggara, Australia, serta Afrika.
"Asia itu juga masih bagus perekonomiannya, di Australia dan Afrika juga masih potensial tetapi ini tergantung produk yang mau diekspor apa," tutur Syam.
Baca juga: DKP sebut potensi ekspor ikan tangkap di laut selatan DIY tinggi
Baca juga: DKP: Kekeringan tidak signifikan pengaruhi produksi ikan budi daya DIY
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023
Tags: