Jakarta (ANTARA) - Sejumlah pedagang ayam di Pasar Jatinegara, Jakarta Timur mulai berjualan secara dalam jaringan (daring) untuk mengatasi sepinya pembeli yang datang berbelanja secara langsung.

"Pembeli sangat sepi sehingga kami juga berjualan secara daring melalui media sosial di Instagram, Facebook, dan aplikasi lain," kata pedagang ayam Musa ketika ditemui di Pasar Jatinegara, Kamis.

Ia mengatakan, harga ayam ras yang dijual pedagang mengalami kenaikan hingga Rp10.000 per kilo sehingga menjadi Rp35.000 hingga Rp50.000 per kilo untuk ayam berukuran kecil dan besar.

Kenaikan harga ini, kata dia, membuat penjualan ayam ras menjadi sepi karena pembeli harus mengeluarkan biaya yang lebih besar jika harus datang langsung ke pasar.

"Karena itu kami coba mulai dengan memasarkan secara daring untuk mendongkrak permintaan," katanya.

Ia mengatakan penjualan secara daring telah meningkatkan permintaan hingga 400 ekor per hari dibandingkan penjualan secara langsung di pasar hanya 100 ekor per hari.

Pedagang ayam lainnya, Wanto (40) mengatakan, kenaikan harga ayam yang terjadi sejak Mei 2023 mengakibatkan pembeli semakin menurun.

"Jadi mau tidak mau harus kami siasati dengan menjual secara daring dengan harapan agar permintaan bisa lebih banyak," katanya.

Wanto berharap pemerintah segera mengambil langkah untuk menurunkan harga ayam agar permintaan kembeli normal.

Salah satu konsumen yang membeli ayam di Pasar Jatinegara, Sherly (47) mengaku tertarik ingin membeli ayam secara daring karena selama ini ia membeli langsung di pasar setempat.

"Ke depan saya coba cek di online karena akan lebih mudah dari pada harus datang kan perlu tenaga dan biaya," katanya.

Ia menambahkan biasanya membeli ayam dalam jumlah banyak untuk kebutuhan usaha rumah makan sehingga jika bahan baku bisa didapatkan secara daring maka bisa lebih efisien.

Baca juga: AS setujui penjualan daging rekayasa laboratorium kepada konsumen

Baca juga: DKI perketat pengawasan lalu lintas unggas antisipasi KLB Flu Burung

Baca juga: Penjualan daging beku di DKI jadi peluang bisnis saat pandemi