Dhaka (ANTARA News) - Delapan orang tewas dan 10 orang lagi cedera dalam kebakaran pabrik pakaian berlantai 11 di Ibu Kota Bangladesh, Dhaka, Kamis pagi, kata polisi dan pejabat pemadam.

Petugas Dinas Pemadam Bhan Sarker mengatakan kepada Xinhua api mulai menyala di pabraik pakaian tertutup Tun Hai sekitar pukul 23.00, Rabu (8/5), dan mereka memadamkan kebakaran pukul 03.00, Kamis waktu setempat.

Sarkar mengatakan petugas menyelamatkan beberapa orang dari bangunan tersebut dan segera membawa mereka ke rumah sakit.

Ruang kendali polisi menyatakan seorang wakil inspektur jenderal polisi termasuk di antara korban tewas, demikian laporan Xinhua.

Dinas Pemadam tak bisa memastikan penyebab kebakaran itu. Kebanyakan peristiwa kebakaran di pabrik pakaian di Bangladesh disebabkan oleh arus pendek.

Kebakaran itu, di satu kabupaten industri di Dhaka, terjadi di tengah perhatian global mengenai standar keselamatan di industri pakaian yang mengalami "booming" di Bangladesh setelah bencana Rana Plaza di pinggiran Ibu Kota Bangladesh.

Kebakaran Rana Plaza adalah kecelakaan industri yang merenggut paling banyak korban jiwa setelah bencana Bhopal di India pada 1984.

"Belum jelas buat kami bagaimana kecelakaan tersebut terjadi, tapi kami berusaha mengetahui penyebabnya," kata Mohammad Atiqul Islam, Presiden Perhimpunan Pengekspor dan Pemilik Pabrik Garmen Bangladesh (BGMEA), kepada kantor berita Reuters.

Setelah tragedi Savar, yang menewaskan hampir 800 orang, Pemerintah Bangladesh telah menutup semua satuan beresiko di seluruh negeri tersebut, kata beberapa pejabat Garment, Rabu malam.

Tim pertolongan masih mengeluarkan mayat dari reruntuhan bangunan di Savar, sekitar 30 kilometer di sebelah barat-laut Dhaka.

Sebanyak 2.500 orang diselamatkan dari bangunan yang ambruk tersebut, termasuk banyak orang yang cedera, tapi tak ada perkiraan resmi mengenai jumlah orang yang hilang.

Pemerintah telah menyalahkan pemilik dan pembangun kompleks delapan-lantai itu karena menggunakan bahan bangunan yang jelek, termasuk semen, batu dan besi di bawah standard, dan tidak memiliki izin yang diperlukan.

Bangladesh adalah salah satu pengekspor utama pakaian di dunia dan sebanyak empat juta orang bekerja di industri itu.


Penerjemah: Chaidar Abdullah