Jakarta (ANTARA) - Kementerian Agama (Kemenag) menggandeng Profesor Bidang Matematika dan Fisika Yohanes Surya untuk menerapkan model belajar berhitung dengan Metode Gasing (Gampang, Asyik, dan Menyenangkan) untuk siswa di madrasah.

"Saya rasa ini sangat bagus sekali untuk diterapkan di madrasah. Saya kira perlu segera diterapkan dan tak perlu menunggu lama lagi," ujar Menag Yaqut Cholil Qoumas dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.


Metode Gasing merupakan pembelajaran matematika yang digagas oleh Prof Yohanes dengan langkah-langkah dan metode yang gampang, asyik, dan menyenangkan.
Menag Yaqut menilai metode tersebut bisa menjadi solusi bagi Kemenag dalam penerapan pendidikan matematika di madrasah yang lebih merata dan mengedepankan logika berpikir dibanding hafalan.

Baca juga: Pentingnya belajar matematika bagi kehidupan
"Kita mulai penerapannya di madrasah terlebih dahulu. Secara perlahan kita kembangkan pengajaran metode ini wilayah pondok pesantren," katanya.
Ia menjelaskan saat ini ada sekitar tiga juta anak madrasah yang sedang belajar di kelas 1-6 sekolah dasar atau madrasah ibtidaiyah. Dengan banyaknya jumlah tersebut, Menag berharap bisa menerapkan Metode Gasing selama rentang satu tahun ke depan.

Sementara itu Prof Yohanes Surya menjelaskan penerapan Metode Gasing ini tidak hanya dimaksudkan untuk membuat anak pintar berhitung, namun mengembangkan cara berpikir yang lebih mengedepankan logika, meningkatkan kecerdasan visual, serta mengubah karakternya.

"Biasanya siswa yang sudah mempelajari matematika dengan Metode Gasing, kepercayaan dirinya meningkat. Jadi tidak ragu lagi dalam memecahkan masalah, terutama dalam berhitung," kata dia.

Baca juga: Belajar matematika jangan hanya hafal materi
Menurutnya, Menag bisa memantau langsung perkembangan siswa. Di sisi lain penerapan Metode Gasing ini dilakukan dengan metode bermain, maka diharapkan banyak siswa betah seharian.

"Bahkan tak sedikit siswa yang menangis saat masa pelatihan berakhir, itu saking membekasnya metode ini bagi mereka," katanya.

Pelatihan metode ini, kata dia, dinilai sangat efektif dan efisien, karena hanya memakan dua minggu untuk mengajarkan matematika kepada anak yang sama sekali tidak bisa matematika hingga jago matematika.

"Karena bagi saya tidak ada anak yang bodoh, Pak. Yang ada hanya anak yang belum berkesempatan mendapatkan pelatihan dengan metode yang baik," kata Prof Yohanes Surya.

Baca juga: 10 siswa Biak pintar berhitung cepat Gasing bertemu Presiden Jokowi
Baca juga: Disdikbud Biak targetkan 1.200 murid SD pintar berhitung cepat gasing
Baca juga: Presiden Jokowi temui anak-anak bimbingan Yohanes Surya di Sumut