Disbudparekraf: "Kartu kuning" Toba tak ganggu pariwisata Sumut
20 September 2023 21:03 WIB
Arsip foto - Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disbudparekraf) Sumatera Utara Zumri Sulthony saat berbincang dengan ANTARA di kantornya, Medan, Selasa (15/8/2023). (ANTARA/Michael Siahaan)
Medan (ANTARA) - Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif (Disbudparekraf) Sumatera Utara Zumri Sulthony yakin "kartu kuning" untuk Kaldera Toba yang diberikan UNESCO pada awal September 2023, tidak mengganggu pariwisata Sumatera Utara.
"Saya pikir kartu kuning itu tidak berpengaruh," ujar Zumri kepada ANTARA di Medan, Rabu.
Pria yang juga Ketua Umum Badan Pengelola Toba Caldera UNESCO Global Geopark itu menyebut, aktivitas pariwisata di Sumut khususnya wilayah Danau Toba tetap berjalan seperti biasa.
Baca juga: Gubernur Kalsel ingin semua mendorong Meratus jadi UNESCO Geopark
Namun, di sela-sela itu, Badan Pengelola Toba Caldera UNESCO Global Geopark beserta Disbudparekraf Sumut dan semua pemangku kepentingan terkait melalukan perbaikan sesuai permintaan UNESCO.
"Pembenahan dan perbaikan pasti dilakukan agar situasi semakin baik," kata Zumri.
Meski demikian, dia mengaku belum mendapatkan rekomendasi resmi dari UNESCO terkait pembenahan apa saja yang perlu dilakukan di kawasan "Geopark" Kaldera Toba.
Namun, dari informasi stafnya yang mengikuti pertemuan UNESCO Global Geopark pada 4-5 September 2023 di Maroko, UNESCO meminta peningkatan kinerja badan pengelola Kaldera Toba dan penelitian sains di kawasan tersebut.
Artinya, situasi itu tidak bersinggungan langsung dengan wisatawan dan program-program pariwisata yang tengah berlangsung.
"Tidak berefek langsung yang signifikan kepada wisatawan," kata Zumri.
Dalam rapat UNESCO Global Geopark di Maroko 4-5 September 2023, kawasan Taman Bumi (Geopark) Kaldera Toba mendapatkan "kartu kuning" dari UNESCO.
Selain Kaldera Toba, daerah lain yang meraih kartu serupa adalah Gua Zhijindong (China), Taman Nasional Regional Luberon (Prancis), Madonie (Italia) dan Colca y Volcanes de Andagua (Peru).
Kartu kuning itu merupakan peringatan dari UNESCO yang berarti badan pengelola wilayah tersebut tidak memenuhi beberapa kriteria yang ditetapkan.
Baca juga: Geopark Rinjani raih juara tiga kompetisi film di Maroko
UNESCO pun meminta Badan Pengelola Toba Caldera UNESCO Global Geopark untuk melakukan perbaikan sebelum dilakukan validasi ulang dua tahun kemudian.
UNESCO menetapkan tiga kriteria untuk "geopark" berdasarkan hasil validasi yang mereka terapkan.
Jika memenuhi semua kriteria, taman bumi tersebut berhak memperoleh "kartu hijau" dan akan divalidasi ulang empat tahun setelah status ditetapkan.
Di bawahnya ada "kartu kuning", dengan validasi ulang dilaksanakan dua tahun kemudian, dan terakhir yakni "kartu merah" yang berarti daerah tersebut tidak lagi masuk dalam UNESCO Global Geopark akibat tidak mampu menunaikan semua persyaratan.
"Saya pikir kartu kuning itu tidak berpengaruh," ujar Zumri kepada ANTARA di Medan, Rabu.
Pria yang juga Ketua Umum Badan Pengelola Toba Caldera UNESCO Global Geopark itu menyebut, aktivitas pariwisata di Sumut khususnya wilayah Danau Toba tetap berjalan seperti biasa.
Baca juga: Gubernur Kalsel ingin semua mendorong Meratus jadi UNESCO Geopark
Namun, di sela-sela itu, Badan Pengelola Toba Caldera UNESCO Global Geopark beserta Disbudparekraf Sumut dan semua pemangku kepentingan terkait melalukan perbaikan sesuai permintaan UNESCO.
"Pembenahan dan perbaikan pasti dilakukan agar situasi semakin baik," kata Zumri.
Meski demikian, dia mengaku belum mendapatkan rekomendasi resmi dari UNESCO terkait pembenahan apa saja yang perlu dilakukan di kawasan "Geopark" Kaldera Toba.
Namun, dari informasi stafnya yang mengikuti pertemuan UNESCO Global Geopark pada 4-5 September 2023 di Maroko, UNESCO meminta peningkatan kinerja badan pengelola Kaldera Toba dan penelitian sains di kawasan tersebut.
Artinya, situasi itu tidak bersinggungan langsung dengan wisatawan dan program-program pariwisata yang tengah berlangsung.
"Tidak berefek langsung yang signifikan kepada wisatawan," kata Zumri.
Dalam rapat UNESCO Global Geopark di Maroko 4-5 September 2023, kawasan Taman Bumi (Geopark) Kaldera Toba mendapatkan "kartu kuning" dari UNESCO.
Selain Kaldera Toba, daerah lain yang meraih kartu serupa adalah Gua Zhijindong (China), Taman Nasional Regional Luberon (Prancis), Madonie (Italia) dan Colca y Volcanes de Andagua (Peru).
Kartu kuning itu merupakan peringatan dari UNESCO yang berarti badan pengelola wilayah tersebut tidak memenuhi beberapa kriteria yang ditetapkan.
Baca juga: Geopark Rinjani raih juara tiga kompetisi film di Maroko
UNESCO pun meminta Badan Pengelola Toba Caldera UNESCO Global Geopark untuk melakukan perbaikan sebelum dilakukan validasi ulang dua tahun kemudian.
UNESCO menetapkan tiga kriteria untuk "geopark" berdasarkan hasil validasi yang mereka terapkan.
Jika memenuhi semua kriteria, taman bumi tersebut berhak memperoleh "kartu hijau" dan akan divalidasi ulang empat tahun setelah status ditetapkan.
Di bawahnya ada "kartu kuning", dengan validasi ulang dilaksanakan dua tahun kemudian, dan terakhir yakni "kartu merah" yang berarti daerah tersebut tidak lagi masuk dalam UNESCO Global Geopark akibat tidak mampu menunaikan semua persyaratan.
Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023
Tags: