Ilham Siradjuddin: saya tidak terlibat dengan kasus Fathanah
7 Mei 2013 18:06 WIB
Tersangka kasus dugaan suap impor daging sapi, Luthfi Hasan Ishaaq, meninggalkan Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi usai menjalani pemeriksaan di Jakarta, Selasa (5/3). Mantan Presiden PKS tersebut diperiksa terkait dugaan suap pengurusan kuota impor daging sapi pada Kementerian Pertanian. (FOTO ANTARA/Wahyu Putro A)
Makassar (ANTARA News) - Wali Kota Makassar, Ilham Sirajuddin, mengaku tidak pernah terlibat kasus dugaan pencucian uang serta kasus suap impor sapi terhadap tersangka Ahmad Fathanah orang kepercayaan mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera, Luthfi Hasan Ishaaq.
"Tidak ada kaitannya saya dengan kasus itu, tetapi saya terikut, karena uang yang dikirim itu untuk proses pemenangan saya sebagai calon gubernur Sulawesi Selatan waktu itu," kata Siradjuddin, kepada jurnalis di Warkop Anas Makassar, Selasa.
Menurut dia, dirinya dipanggil Komisi Pemberantasan Korupsi sebagai saksi atas aliran dana yang dimasukkan dalam memenangkan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Sulawesi Selatan, Ilham-Aziz (IA), melalui kas DPW PKS Sulawesi Selatan yang dikirim melalui Bank Jabar Banten (BJB).
"Saya dipanggil ditanyakan bahwa anda sebagai kandidat gubernur dalam kampanye kemarin ada uang untuk pemenangan, saya katakan iya. Karena kalau saya tidak mengatakan iya, berarti uang itu saya pakai untuk kampanye," kata dia.
Ilham menjelaskan, dana untuk pemenangan itu disampaikan melalui Ahmad Fathanah akrab disapa Ollong ini, kemudian diserahkan melalui pihak DPW PKS Sulsel yang bersumber dari BJB
"Ibaratnya begini, ada uang untuk pemenangan, lalu disampaikan melalui Ollong. Funginya dipakai DPW untuk pemenangan saya. Tetapi ternyata uang yang dimasukkan di DPW itu bersumber dari BJB, mekanismenya itu melalui Ahmad Pathanah meskipun terstruktur. Penyerahan dana pada April 2012 dan tidak ada transfer," jelasnya.
Dirinya mengemukakan mengenal dengan Ahmad Fathanah tetapi tidak akrab, bahkan mengenal sejumlah petinggi PKS di antaranya Ishaaq dan Sekretaris Jenderal PKS, Anis Matta, kini menjadi presiden PKS, saat kegiatan rakornis di Makassar.
"Bukan uang saya masuk ke PKS. Jadi uang saya itu tidak masuk dalam rekening Ollong, tetapi uang yang dia kirim ke PKS bersumber dari salah satu bank jawa barat (BJB) disitulah kasusnya ada pembagian uang. Jadi saya ini hanya terikut dari ulah akibat uang pemenangan itu," ulasnya.
Namun dirinya enggan mennyebut berapa besar aliran dana yang masuk saat kampanye itu Pilgub 22 Januari 2013, karena beralasan bahwa itu merupakan tugas dari penyidik KPK guna menuntaskan kasus dugaan korupsi tersebut.
"Saya kenal hanya petinggi PKS saat itu untuk mendapatkan rekomendasi dan Ahmad Fathanah yang memfasilitasi. Itu atas pengetahuan presiden PKS dan sekretaris jenderal, termasuk koordinator wilayah Najamuddin dan Akmal Pasluddin. Ollong ini adalah fasilitator untuk memberikan rekomendasi kepada saya," bebernya.
Ilham mengaku di cecar 14 pertanyaan oleh KPK dan dijawab dengan sebenarnya, bahkan terkait dengan Pilgub Sulsel, dirinya juga menjawab bahkan tidak lagi ingin mengulas proses Pilkada di Sulsel itu.
"Saya sudah menutup lembaran Pilkada saya dan memusnahkan memori Pilkada itu. DPW waktu itu berfikir itu uang saya, padahal bukan, tetapi tidak ada yang tahu. Yang saya tahu DPP itu perwakilan Ahmad Fathanah. Ahmad yang mengirim uang yang dikira dari saya," ungkapnya.
Diketahui Ahmad Fathanah hanya memiliki hubungan pribadi dengan mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq, dan bukan kader dari PKS. Namun, kedekatan Fathanah dengan Luthfi itu ternyata dimanfaatkannya untuk menjual pengaruh ke banyak pihak.
(KR-DF/A034)
"Tidak ada kaitannya saya dengan kasus itu, tetapi saya terikut, karena uang yang dikirim itu untuk proses pemenangan saya sebagai calon gubernur Sulawesi Selatan waktu itu," kata Siradjuddin, kepada jurnalis di Warkop Anas Makassar, Selasa.
Menurut dia, dirinya dipanggil Komisi Pemberantasan Korupsi sebagai saksi atas aliran dana yang dimasukkan dalam memenangkan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Sulawesi Selatan, Ilham-Aziz (IA), melalui kas DPW PKS Sulawesi Selatan yang dikirim melalui Bank Jabar Banten (BJB).
"Saya dipanggil ditanyakan bahwa anda sebagai kandidat gubernur dalam kampanye kemarin ada uang untuk pemenangan, saya katakan iya. Karena kalau saya tidak mengatakan iya, berarti uang itu saya pakai untuk kampanye," kata dia.
Ilham menjelaskan, dana untuk pemenangan itu disampaikan melalui Ahmad Fathanah akrab disapa Ollong ini, kemudian diserahkan melalui pihak DPW PKS Sulsel yang bersumber dari BJB
"Ibaratnya begini, ada uang untuk pemenangan, lalu disampaikan melalui Ollong. Funginya dipakai DPW untuk pemenangan saya. Tetapi ternyata uang yang dimasukkan di DPW itu bersumber dari BJB, mekanismenya itu melalui Ahmad Pathanah meskipun terstruktur. Penyerahan dana pada April 2012 dan tidak ada transfer," jelasnya.
Dirinya mengemukakan mengenal dengan Ahmad Fathanah tetapi tidak akrab, bahkan mengenal sejumlah petinggi PKS di antaranya Ishaaq dan Sekretaris Jenderal PKS, Anis Matta, kini menjadi presiden PKS, saat kegiatan rakornis di Makassar.
"Bukan uang saya masuk ke PKS. Jadi uang saya itu tidak masuk dalam rekening Ollong, tetapi uang yang dia kirim ke PKS bersumber dari salah satu bank jawa barat (BJB) disitulah kasusnya ada pembagian uang. Jadi saya ini hanya terikut dari ulah akibat uang pemenangan itu," ulasnya.
Namun dirinya enggan mennyebut berapa besar aliran dana yang masuk saat kampanye itu Pilgub 22 Januari 2013, karena beralasan bahwa itu merupakan tugas dari penyidik KPK guna menuntaskan kasus dugaan korupsi tersebut.
"Saya kenal hanya petinggi PKS saat itu untuk mendapatkan rekomendasi dan Ahmad Fathanah yang memfasilitasi. Itu atas pengetahuan presiden PKS dan sekretaris jenderal, termasuk koordinator wilayah Najamuddin dan Akmal Pasluddin. Ollong ini adalah fasilitator untuk memberikan rekomendasi kepada saya," bebernya.
Ilham mengaku di cecar 14 pertanyaan oleh KPK dan dijawab dengan sebenarnya, bahkan terkait dengan Pilgub Sulsel, dirinya juga menjawab bahkan tidak lagi ingin mengulas proses Pilkada di Sulsel itu.
"Saya sudah menutup lembaran Pilkada saya dan memusnahkan memori Pilkada itu. DPW waktu itu berfikir itu uang saya, padahal bukan, tetapi tidak ada yang tahu. Yang saya tahu DPP itu perwakilan Ahmad Fathanah. Ahmad yang mengirim uang yang dikira dari saya," ungkapnya.
Diketahui Ahmad Fathanah hanya memiliki hubungan pribadi dengan mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq, dan bukan kader dari PKS. Namun, kedekatan Fathanah dengan Luthfi itu ternyata dimanfaatkannya untuk menjual pengaruh ke banyak pihak.
(KR-DF/A034)
Pewarta: Darwin Fatir
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2013
Tags: