Kemenperin giatkan kolaborasi penelitian dan pengembangan industri 4.0
19 September 2023 19:45 WIB
Direktur Pusat Industri Digital Indonesia 4.0 (PIDI 4.0) Arnes Lukman (kanan) berfoto bersama dengan Direktur Riset dan Layanan Komunitas Swiss German University, Kholis Audah (kiri) pada acara Business & Technology Matching di Jakarta, Selasa (19/9/2023). ANTARA/HO-Kementerian Perindustrian.
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menggiatkan kolaborasi penelitian dan pengembangan teknologi, terutama yang terkait dengan teknologi Industri 4.0 untuk meningkatkan produktivitas industri secara lebih efisien sehingga bisa berdaya saing.
Direktur Pusat Industri Digital Indonesia 4.0 (PIDI 4.0) Arnes Lukman dalam keterangan di Jakarta, Selasa, mengatakan Kemenperin telah membangun PIDI 4.0 untuk mengembangkan penerapan industri 4.0 di Indonesia dan telah memiliki 42 mitra yang terdiri technology user, technology provider, institusi pendidikan tinggi dan stakeholder 4.0 lainnya.
“PIDI 4.0 memberikan apresiasi setinggi-tingginya pada mitra yang memiliki inisiatif dan komitmen yang serius terhadap kerja sama di bidang pengembangan SDM industri dan transformasi industri,” tutur Arnes dalam keterangan di Jakarta, Selasa.
Menyadari pentingnya kemitraan dalam penerapan industri 4.0 di Indonesia, PIDI 4.0 mengadakan Business & Technology Matching yang mengangkat tema “Teknologi Cerdas untuk Ketahanan dan Keberlanjutan Industri di Era Transformasi Digital”.
“Melalui kegiatan Business & Technology Matching ini, kami berharap pemerintah pusat, pemerintah daerah, praktisi industri, entrepreneur dari start up, akademisi terutama dari politeknik di bawah naungan BPSDMI Kemenperin, Swiss German University, dan para stakeholder lainnya dapat melakukan kolaborasi di dalam penelitian dan pengembangan teknologi, terutama yang terkait dengan teknologi Industri 4.0,” katanya.
Lanjut Arnes, kegiatan tersebut mendorong pertukaran pengetahuan (knowledge exchange) melalui seminar, networking, hingga business and technology matching.
Beberapa pihak yang menjadi mitra dalam kegiatan tersebut di antaranya Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Pertamina, Nodeflux, Dewan Transformasi Digital Industri Indonesia (Wantrii, Starfindo, dan Swiss German University.
“Salah satu tujuan kegiatan business and technology matching ini adalah sebagai sebuah ajang untuk menampilkan showcase riset dan inovasi. Kami menyampaikan kepada industri langkah-langkah untuk mendorong hasil-hasil riset dan teknologi yang telah dibuat,” ungkap Direktur Riset dan Layanan Komunitas Swiss German University Kholis Audah.
Baca juga: Kemenperin teken MoU dengan Korsel tingkatkan kapasitas SDM industri
Baca juga: Menperin meminta Politeknik STMI Jakarta ikut kembangkan ekosistem EV
Direktur Pusat Industri Digital Indonesia 4.0 (PIDI 4.0) Arnes Lukman dalam keterangan di Jakarta, Selasa, mengatakan Kemenperin telah membangun PIDI 4.0 untuk mengembangkan penerapan industri 4.0 di Indonesia dan telah memiliki 42 mitra yang terdiri technology user, technology provider, institusi pendidikan tinggi dan stakeholder 4.0 lainnya.
“PIDI 4.0 memberikan apresiasi setinggi-tingginya pada mitra yang memiliki inisiatif dan komitmen yang serius terhadap kerja sama di bidang pengembangan SDM industri dan transformasi industri,” tutur Arnes dalam keterangan di Jakarta, Selasa.
Menyadari pentingnya kemitraan dalam penerapan industri 4.0 di Indonesia, PIDI 4.0 mengadakan Business & Technology Matching yang mengangkat tema “Teknologi Cerdas untuk Ketahanan dan Keberlanjutan Industri di Era Transformasi Digital”.
“Melalui kegiatan Business & Technology Matching ini, kami berharap pemerintah pusat, pemerintah daerah, praktisi industri, entrepreneur dari start up, akademisi terutama dari politeknik di bawah naungan BPSDMI Kemenperin, Swiss German University, dan para stakeholder lainnya dapat melakukan kolaborasi di dalam penelitian dan pengembangan teknologi, terutama yang terkait dengan teknologi Industri 4.0,” katanya.
Lanjut Arnes, kegiatan tersebut mendorong pertukaran pengetahuan (knowledge exchange) melalui seminar, networking, hingga business and technology matching.
Beberapa pihak yang menjadi mitra dalam kegiatan tersebut di antaranya Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Pertamina, Nodeflux, Dewan Transformasi Digital Industri Indonesia (Wantrii, Starfindo, dan Swiss German University.
“Salah satu tujuan kegiatan business and technology matching ini adalah sebagai sebuah ajang untuk menampilkan showcase riset dan inovasi. Kami menyampaikan kepada industri langkah-langkah untuk mendorong hasil-hasil riset dan teknologi yang telah dibuat,” ungkap Direktur Riset dan Layanan Komunitas Swiss German University Kholis Audah.
Baca juga: Kemenperin teken MoU dengan Korsel tingkatkan kapasitas SDM industri
Baca juga: Menperin meminta Politeknik STMI Jakarta ikut kembangkan ekosistem EV
Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023
Tags: