Jakarta (ANTARA) - Presiden Kelima Republik Indonesia Megawati Soekanoputri mengenang masa-masa dirinya menjadi bagian dari relawan perawat keramik kuno saat meninjau Museum Nasional yang dilanda kebakaran pada Sabtu (16/9) malam "Tadi kita menerima Beliau bersama Kepala BRIN datang dan fokusnya tentu ingin melihat dampak kebakaran ini terhadap gedung, terhadap koleksi, karena Ibu punya memori pada tahun 80-an pernah di sini untuk mengurusi koleksi," kata Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek, Hilmar Farid di Museum Nasional, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa.

Saat kunjungan itu, Megawati bertanya mengenai koleksinya. Hilmar menyebutkan, pihaknya banyak berdiskusi mengenai sejarah tentang tata kelola museum dan sebagainya.

Hilmar mengatakan, Megawati pernah terlibat dalam tim relawan yang merawat keramik kuno. Megawati mengingat persis keramik kuno dari China hingga Vietnam.

"Kalau koleksi yang Ibu ingat persis soal keramik. Keramik dari berbagai dinasti dari China, Vietnam, kami kebetulan waktu itu Ibu mengingat ada seorang kurator namanya Abu Ridho beliau​​​ meninggal 2003," katanya.

Baca juga: Megawati: Koleksi Museum Nasional perlu ditelusuri sejarahnya
Baca juga: Megawati kunjungi Museum Nasional


Abu Ridho dulu memimpin tim relawan yang antara lain melibatkan Megawati Soekarnoputri. "Jadi beliau sangat nostalgic mengingat kembali waktu itu sukarela tidak dibayar," kata Hilmar.
Pengalaman Megawati ini, kata Hilmar, dapat menjadi inspirasi bagi pihaknya untuk bekerja keras memperbaiki dampak kerusakan akibat kebakaran.

Megawati yang juga sebagai Ketua Dewan Pengarah BRIN ini juga mengemukakan koleksi yang ada di dalam Museum Nasional atau Museum Gajah perlu ditelusuri sejarahnya sehingga dapat dijadikan sebagai sumber belajar.

"Tadi juga Ibu memberikan arahan khususnya mengenai koleksi ini perlu ditelusuri sejarahnya, narasinya dibikin dengan baik sehingga bisa digunakan sebagai sumber belajar," kata Hilmar.

Sebelumnya, Pelaksana Tugas Kepala Museum dan Cagar Budaya (MCB) Ahmad Mahendra menjelaskan, sebanyak 817 koleksi dan benda bersejarah terdampak dalam kebakaran di Museum Nasional Jakarta Pusat, pada Sabtu (16/9) malam.

“Koleksi dan benda bersejarah yang terdampak merupakan koleksi berbahan perunggu, keramik, terakota dan kayu serta koleksi miniatur dan replika benda prasejarah yang ditemukan dalam kondisi utuh maupun rusak ringan sampai berat,” kata Ahmad Mahendra ketika dikonfirmasi di Jakarta, Selasa.