Bangladesh catat 3.084 kasus baru DBD dan tambahan 17 kematian
19 September 2023 14:11 WIB
Seorang pasien yang terinfeksi demam berdarah menerima perawatan di sebuah rumah sakit di Dhaka, pada 14 Agustus 2023. Bangladesh melaporkan 3.084 kasus baru demam berdarah dengue (DBD) dan tambahan 17 kematian pada Senin (18/9). ANTARA/Xinhua
Dhaka (ANTARA) - Bangladesh melaporkan 3.084 kasus baru demam berdarah dengue (DBD) dan tambahan 17 kematian pada Senin (18/9), sehingga total kasus DBD di negara itu menjadi 170.768 dan kematian mencapai lebih dari 800 orang sejauh ini pada 2023, demikian diungkapkan Direktorat Jenderal Layanan Kesehatan (Directorate General of Health Services/DGHS) di bawah Kementerian Kesehatan Bangladesh.
Menurut data dari DGHS, 46.960 kasus DBD telah dilaporkan sejak awal September, setelah 71.976 kasus tercatat pada Agustus dan 43.854 kasus pada Juli. Dari total 839 kasus kematian yang tercatat sejak Januari, 246 di antaranya tercatat pada September, 342 pada Agustus, dan 204 pada Juli.
Sementara itu, jumlah pasien yang sembuh tahun ini telah mencapai 159.897 orang, termasuk 3.472 kasus kesembuhan baru dalam 24 jam terakhir, kata DGHS.
Musim hujan monsun yang terjadi selama periode Juni-September merupakan musim deman berdarah di Bangladesh, yang dianggap sebagai negara berisiko tinggi dan rentan terhadap penyakit yang ditularkan oleh nyamuk tersebut.
Menurut data dari DGHS, 46.960 kasus DBD telah dilaporkan sejak awal September, setelah 71.976 kasus tercatat pada Agustus dan 43.854 kasus pada Juli. Dari total 839 kasus kematian yang tercatat sejak Januari, 246 di antaranya tercatat pada September, 342 pada Agustus, dan 204 pada Juli.
Sementara itu, jumlah pasien yang sembuh tahun ini telah mencapai 159.897 orang, termasuk 3.472 kasus kesembuhan baru dalam 24 jam terakhir, kata DGHS.
Musim hujan monsun yang terjadi selama periode Juni-September merupakan musim deman berdarah di Bangladesh, yang dianggap sebagai negara berisiko tinggi dan rentan terhadap penyakit yang ditularkan oleh nyamuk tersebut.
Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2023
Tags: