Trenggalek (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) menegaskan proses penentuan daftar calon sementara (DCS) partainya dilakukan secara obyektif dan transparan.

"Partai Demokrat telah menerapkan sistem rekrutmen dan penentuan daftar calon sementara (DCS) secara transparan dan objektif. Dalam menyusun DCS, Partai Demokrat menggunakan sistem yang rapi dan persyaratan yang ketat," tandas Ibas dalam siaran persnya yang dikirim ke koresponden Antara di Trenggalek, Jatim, Senin.

Ia juga mengkonfirmasi bahwa penjelasannya dalam siaran pers tersebut merupakan tanggapan atas rumor politik yang menyebut sejumlah nama keluarga dan kerabat dekat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tercatat masuk dalam DCS Demokrat.

Dikatakannya, proses penjaringan caleg dilakukan secara berlapis dan diseleksi awal oleh tim satgas penjaringan, sebelum kemudian diverifikasi oleh Majelis Tinggi Partai Demokrat (MTP).

"DPP Partai Demokrat juga melibatkan DPD-DPD Partai Demokrat seluruh Indonesia sehingga nama-nama yang masuk DCS terpilih itu bukan karena hubungan keluarga," ujar Ibas.

Terkait nama-nama keluarga dan kerabat, Ibas menjelaskan bahwa hak semua orang untuk berkarir di bidang apapun termasuk di bidang politik.

Ibas justru mengingatkan bahwa, nama-nama tersebut sudah lama aktif berjuang dan memajukan Partai Demokrat.

"Sejak 2001 ketika Partai Demokrat baru berdiri, terus terang tidak ada yang melirik dan mau bergabung. (Bagi) yang mau dan berani bergabung adalah sejumlah tokoh dan keluarga, (isteri, kakak, adik). Setelah itu mereka aktif berkarier, jadi anggota DPR RI, DPRD provinsi dan DPRD kabupaten/kota dari FPD. Kalau mereka berlanjut lagi, seperti suami-isteri, kakak-adik jadi anggota DPR RI/DPRD lagi, maka itu hak mereka," terangnya.

Ibas menambahkan, Partai Demokrat secara objektif dan transparan juga membuka peluang bagi masyarakat umum untuk berjuang melalui Partai Demokrat.

"Selain kader yang sudah aktif, Partai Demokrat juga membuka peluang bagi nonkader, meskipun jumlahnya hanya sekitar 10 persen untuk berjuang melalui Partai Demokrat," tambahnya.

(KR-SAS/E001)