Pemkab Bekasi fokus ciptakan lapangan kerja sektor UMKM
18 September 2023 21:09 WIB
Stan pelaku usaha kecil peserta pameran memperingati Hari Koperasi Nasional ke-76 tingkat Provinsi Jawa Barat yang digelar di area parkir Central Park Meikarta, Desa Cibatu, Kecamatan Cikarang Selatan, Kabupaten Bekasi pada 27-29 Juli 2023. (ANTARA/Pradita Kurniawan Syah).
Kabupaten Bekasi (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat menyatakan fokus menciptakan lapangan pekerjaan sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) bagi warga lokal daerah itu menyusul keterbatasan lowongan kerja di kawasan industri.
Penjabat Bupati Bekasi Dani Ramdan mengatakan penciptaan lapangan kerja di sektor UMKM maupun perdagangan dan industri kecil dilakukan secara berkelanjutan melalui kolaborasi dengan sejumlah pihak swasta.
"Saya sudah instruksikan jajaran ASN (Aparatur Sipil Negara) di lintas perangkat daerah untuk fokus pada solusi penciptaan lapangan kerja lokal Kabupaten Bekasi," katanya di Cikarang, Senin.
Ia menjelaskan mengacu data tahun 2022, tercatat ada 1,7 juta lebih kesempatan kerja di Kabupaten Bekasi namun dari sekian banyak jumlah tersebut, hanya 500-600 ribu kesempatan kerja di sektor swasta khususnya industri manufaktur.
"Dan lapangan kerja baru tahun lalu hanya sekitar 500.000, tidak mungkin juga setiap tahun yang lima ratus ribu itu diganti. Jadi hanya ganti yang pensiun atau perusahaan baru, sedangkan tahun ini baru mencapai 13.000," katanya.
Dani mengaku meski wilayahnya dikenal pusat industri terbesar se-Asia Tenggara namun jika diteliti kesempatan kerja di sektor industri manufaktur sangat kecil untuk mampu menyerap tenaga kerja.
Menurut dia upaya nyata yang harus dilakukan adalah penyebaran tenaga kerja lokal ke sektor lain seperti pertanian, perdagangan, UMKM, serta industri kecil karena diyakini sektor-sektor tersebut mampu menyerap tenaga kerja lebih efektif terutama dalam menyelesaikan persoalan pengangguran.
Pihaknya sudah mulai menjalankan upaya ini hingga mampu menciptakan sebanyak 6.000 jenis UMKM baru. Sementara pelaku usaha serupa yang sudah berkembang sampai kini berjumlah 37.000.
"Jadi yang dulu angkanya hanya 10.277 UMKM, sekarang jadi 16.189 UMKM. Untuk pelaku usaha ini dulu hanya 20 ribuan sekarang sampai 37 ribu lebih pelaku UMKM," katanya.
Dia meminta segenap ASN perangkat daerah terkait memberikan pemahaman terkait peluang kerja sektor UMKM ini kepada masyarakat terutama para pencari kerja. Kebanyakan warga cenderung berminat pada lapangan kerja industri manufaktur yang justru semakin kecil peluang meraih pekerjaan.
"Kita lebih fokus penciptaan pasar. Kalau pasar tercipta maka UMKM kita bisa lebih produktif apalagi kalau kita latih, bimbing, itu mereka akan bisa memahami teknologi maupun bahan baku, asal pasarnya ada. Bagaimana kita ciptakan pasar? Kita buat toko daring Bebeli, tingkatkan pameran, kerja sama dengan pasar modern agar bisa masuk ke sana, itu terbukti dari angka-angkanya ya," kata dia.
Baca juga: Pemkab Bekasi dorong produk UMKM tembus pasar modern
Baca juga: Menparekraf ajak pelaku ekraf Bekasi memanfaatkan potensi wisata MICE
Penjabat Bupati Bekasi Dani Ramdan mengatakan penciptaan lapangan kerja di sektor UMKM maupun perdagangan dan industri kecil dilakukan secara berkelanjutan melalui kolaborasi dengan sejumlah pihak swasta.
"Saya sudah instruksikan jajaran ASN (Aparatur Sipil Negara) di lintas perangkat daerah untuk fokus pada solusi penciptaan lapangan kerja lokal Kabupaten Bekasi," katanya di Cikarang, Senin.
Ia menjelaskan mengacu data tahun 2022, tercatat ada 1,7 juta lebih kesempatan kerja di Kabupaten Bekasi namun dari sekian banyak jumlah tersebut, hanya 500-600 ribu kesempatan kerja di sektor swasta khususnya industri manufaktur.
"Dan lapangan kerja baru tahun lalu hanya sekitar 500.000, tidak mungkin juga setiap tahun yang lima ratus ribu itu diganti. Jadi hanya ganti yang pensiun atau perusahaan baru, sedangkan tahun ini baru mencapai 13.000," katanya.
Dani mengaku meski wilayahnya dikenal pusat industri terbesar se-Asia Tenggara namun jika diteliti kesempatan kerja di sektor industri manufaktur sangat kecil untuk mampu menyerap tenaga kerja.
Menurut dia upaya nyata yang harus dilakukan adalah penyebaran tenaga kerja lokal ke sektor lain seperti pertanian, perdagangan, UMKM, serta industri kecil karena diyakini sektor-sektor tersebut mampu menyerap tenaga kerja lebih efektif terutama dalam menyelesaikan persoalan pengangguran.
Pihaknya sudah mulai menjalankan upaya ini hingga mampu menciptakan sebanyak 6.000 jenis UMKM baru. Sementara pelaku usaha serupa yang sudah berkembang sampai kini berjumlah 37.000.
"Jadi yang dulu angkanya hanya 10.277 UMKM, sekarang jadi 16.189 UMKM. Untuk pelaku usaha ini dulu hanya 20 ribuan sekarang sampai 37 ribu lebih pelaku UMKM," katanya.
Dia meminta segenap ASN perangkat daerah terkait memberikan pemahaman terkait peluang kerja sektor UMKM ini kepada masyarakat terutama para pencari kerja. Kebanyakan warga cenderung berminat pada lapangan kerja industri manufaktur yang justru semakin kecil peluang meraih pekerjaan.
"Kita lebih fokus penciptaan pasar. Kalau pasar tercipta maka UMKM kita bisa lebih produktif apalagi kalau kita latih, bimbing, itu mereka akan bisa memahami teknologi maupun bahan baku, asal pasarnya ada. Bagaimana kita ciptakan pasar? Kita buat toko daring Bebeli, tingkatkan pameran, kerja sama dengan pasar modern agar bisa masuk ke sana, itu terbukti dari angka-angkanya ya," kata dia.
Baca juga: Pemkab Bekasi dorong produk UMKM tembus pasar modern
Baca juga: Menparekraf ajak pelaku ekraf Bekasi memanfaatkan potensi wisata MICE
Pewarta: Pradita Kurniawan Syah
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023
Tags: