Surabaya (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur (Jatim) mencatat nilai ekspor pada Agustus 2023 mencapai senilai 1,70 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau meningkat sebesar 10,87 persen dibandingkan Juli 2023 sebesar 1,52 miliar dolar AS secara bulanan (mtm).

Fungsional Statistisi Ahli Madya BPS Jatim Umar Sjarifudin dalam keterangannya, di Surabaya, Senin, mengatakan, jika dilihat secara tahunan (yoy) pada Agustus 2023 nilai ekspor Jatim mengalami penurunan, dari tahun sebelumnya senilai 1,98 miliar dolar AS, begitu juga pada Agustus 2021 sebesar 2,23 miliar dolar AS.

"Kinerja ekspor pada Agustus 2021 dan 2022 tampak stabil senilai 2,23 miliar dolar AS dan 1,98 miliar dolar AS, namun pada Agustus 2023 tercatat hanya senilai 1,70 miliar dolar AS, ternyata tahun ini lebih rendah jika dibandingkan bulan yang sama di dua tahun sebelumnya," ujarnya pula.

Namun, katanya lagi, pada sektor nonmigas mengalami peningkatan Agustus 2023 mencapai 1,70 miliar dolar AS atau mengalami peningkatan sebesar 11,84 persen dibandingkan Juli 2023 sebesar 1,52 miliar dolar AS secara bulanan.

"Jika dilihat pada sektor nonmigas secara tahunan pada Agustus 2023 senilai 1,70 miliar dolar AS, ini lebih rendah daripada Agustus 2022 senilai 2,13 miliar dolar AS, dan Agustus 2021 sebesar 1,93 miliar dolar AS," katanya pula.

Umar menjelaskan, struktur ekspor menurut sektor pada Agustus 2023 masih didominasi oleh nonmigas dengan kontribusi sebesar 99,91 persen dari nilai total.

"Jika dirinci, sektor industri pengelolaan masih menjadi penyumbang terbesar ekspor di Jawa Timur yaitu mencapai 1,607,46 juta dolar AS atau sebesar 94,37 persen," katanya lagi.

Kemudian, disusul oleh sektor pertanian sebesar 87,93 juta dolar AS atau 5,16 persen dan pertambangan lainnya senilai 6,50 juta dolar AS atau 0,38 persen.

"Dilanjutkan dari sektor migas sebesar 1,47 juta dolar AS atau 0,09 persen," kata Umar.

Sementara, ekspor nonmigas jika dirinci dalam 10 golongan barang utama mencapai sebesar 1.025,71 juta dolar AS.

"Untuk tiga terbesar, yaitu golongan lemak dan minyak hewani/nabati merupakan komoditas penyumbang ekspor nonmigas terbesar pada Agustus 2023 senilai 189,63 juta dolar AS, disusul golongan kayu dan barang dari kayu dengan nilai sebesar 141,45 juta dolar AS, serta golongan perhiasan permata sebesar 136,40 juta dolar AS," ujarnya.

Jika dirinci berdasarkan pangsa ekspor nonmigas Jatim pada Agustus 2023, negara utama yakni Tiongkok masih menjadi yang pertama sebesar 0,29 miliar dolar AS, Amerika Serikat 0,23 miliar dolar AS, Jepang 0,17 miliar dolar AS, dan Singapura 0,11 miliar dolar AS.

"Namun, jika dilihat selama periode Januari hingga Agustus 2023 mencapai 12,74 miliar dolar AS, Tiongkok sebesar 1,87 miliar dolar AS, Amerika Serikat 1,86 miliar dolar AS, Jepang 1,94 dolar AS, dan Singapura 0,44 miliar dolar AS," ujarnya pula.
Baca juga: Pemkab Ngawi tingkatkan daya saing perajin kayu untuk ekspor mandiri
Baca juga: Gubernur Jatim lepas ekspor perdana kopi OPOP ke Malaysia