Madrasah perlu miliki program unggulan
6 Mei 2013 13:01 WIB
Ilustrasi - Sejumlah siswa melakukan interaksi dengan mahasiswa Jepang yang berkunjung ke Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Yogyakarta, Jl. KH Ahmad Dahlan, Yogyakarta, Rabu (22/2). Kunjungan sejumlah mahasiswa Jepang dari Chubu University tersebut dalam rangka melihat secara langsung proses kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah itu. (FOTO ANTARA/Noveradika)
Jakarta (ANTARA News) - Dirjen Pendidikan Islam (Pendis), Prof. Dr. Nur Syam, menegaskan setiap madrasah kini harus memiliki keunggulan yang berbeda di antara madrasah dan lembaga pendidikan setara lainnya karena tuntutan masyarakat terhadap kualitas pendidikan makin menguat.
"Tidak ada jalan lain bagi madrasah, selain harus tampil beda dengan keunggulan yang dimiliki juga harus berkualitas dari sisi penyelenggaraan pendidikan," kata Nur Syam tatkala meninjau pelaksanaan Ujian Nasional tingkat Madrasah Ibtidaiyah (MI), di Jakarta, Senin.
Dirjen Pendis Nur Syam bersama Kepala Kanwil Kemenag Prov DKI Jakarta Akhmad Murtado, Kasubdit Kurikulum dan Evaluasi Kidup Supriyadi dan sejumlah pejabat lainnya, Senin pagi, memantau pelaksanaan UN di MI Negeri 16 Cipayung dan MI Terpadu Al-Hamid di Cilangkap. Kedua madrasah itu berada di kawasan Jakarta Timur.
Ketika meninjau MIN 16 di Cipayung, Dirjen Pendis mendengarkan penjelasan dari kepala madrasah bersangkutan, H. Muhammad Zubad yang menyebut bahwa animo masyarakat untuk mamasukkan putra-puterinya ke lembaga pendidikan Islam tersebut makin tinggi. Di sisi lain, jumlah kelas makin terbatas.
Hal itu dibenarkan Kanwil Kemenag DKI Akhmad Murtado. Minat orang tua kini berubah, bukan hanya dari kalangan menengah ke bawah tetapi kelas atas pun berebut memasukkan anaknya ke madrasah.
Jadi, meski madrasah banyak berada di pinggir kota, tetapi bukan berarti untuk di Jakarta siswanya anak pinggiran karena ternyata dari sisi kualitas mereka mampu bersaing.
Terkait dengan kualitas itu, Dirjen Pendis mengatakan, madrasah harus unggul. Dengan keunggulan yang dimilikinya itulah maka ke depan madrasah itu bisa bersaing dengan sekolah pada umumnya.
Jika di salah satu madrasah ada pendidikan bahasa Arab, bisa jadi untuk madasah lain mengajarkan bahasa Mandarin dan Arab atau Inggeris. Demikian juga untuk program ekstra sehingga bisa menarik kepercayaan orangtua murid untuk memasukan putranya ke madrasah bersangkutan.
"Tidak ada jalan lain bagi madrasah, selain harus tampil beda dengan keunggulan yang dimiliki juga harus berkualitas dari sisi penyelenggaraan pendidikan," kata Nur Syam tatkala meninjau pelaksanaan Ujian Nasional tingkat Madrasah Ibtidaiyah (MI), di Jakarta, Senin.
Dirjen Pendis Nur Syam bersama Kepala Kanwil Kemenag Prov DKI Jakarta Akhmad Murtado, Kasubdit Kurikulum dan Evaluasi Kidup Supriyadi dan sejumlah pejabat lainnya, Senin pagi, memantau pelaksanaan UN di MI Negeri 16 Cipayung dan MI Terpadu Al-Hamid di Cilangkap. Kedua madrasah itu berada di kawasan Jakarta Timur.
Ketika meninjau MIN 16 di Cipayung, Dirjen Pendis mendengarkan penjelasan dari kepala madrasah bersangkutan, H. Muhammad Zubad yang menyebut bahwa animo masyarakat untuk mamasukkan putra-puterinya ke lembaga pendidikan Islam tersebut makin tinggi. Di sisi lain, jumlah kelas makin terbatas.
Hal itu dibenarkan Kanwil Kemenag DKI Akhmad Murtado. Minat orang tua kini berubah, bukan hanya dari kalangan menengah ke bawah tetapi kelas atas pun berebut memasukkan anaknya ke madrasah.
Jadi, meski madrasah banyak berada di pinggir kota, tetapi bukan berarti untuk di Jakarta siswanya anak pinggiran karena ternyata dari sisi kualitas mereka mampu bersaing.
Terkait dengan kualitas itu, Dirjen Pendis mengatakan, madrasah harus unggul. Dengan keunggulan yang dimilikinya itulah maka ke depan madrasah itu bisa bersaing dengan sekolah pada umumnya.
Jika di salah satu madrasah ada pendidikan bahasa Arab, bisa jadi untuk madasah lain mengajarkan bahasa Mandarin dan Arab atau Inggeris. Demikian juga untuk program ekstra sehingga bisa menarik kepercayaan orangtua murid untuk memasukan putranya ke madrasah bersangkutan.
Pewarta: Edy S Sjafei
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013
Tags: