Tangerang (ANTARA) - Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) menelusuri riwayat kesehatan Suryani, seorang pekerja migran Indonesia (PMI) asal Jawa Timur yang meninggal di Taiwan.

"Kita akan meminta bukti-bukti dokumen hasil medical check up (pemeriksaan kesehatan) untuk menelusuri langsung, dan kita juga akan meminta keterangan dari sarana kesehatan yang mengeluarkan hasil medical check up itu," kata Kepala BP2MI Benny Rhamdani di Tangerang, Minggu.

"Jika hasil medical check up itu tidak benar, maka siapa pun harus bertanggung jawab atas perbuatannya," kata dia.

Benny menyampaikan bahwa Suryani dilaporkan meninggal karena komplikasi syok hemoragik pankreatitis.

Dia menilai ada kejanggalan dalam laporan itu karena Suryani baru 11 bulan bekerja sebagai asisten rumah tangga di Taiwan tetapi punya penyakit dalam kronis yang tidak diketahui oleh PT Vita Melati Indonesia selaku perusahaan penyalur tenaga kerja.

Oleh karena itu, dia memerintahkan Deputi BP2MI untuk melakukan pemeriksaan berkoordinasi ke perusahaan yang memberangkatkan Suryani ke Taiwan.

Selain memeriksa dokumen hasil pemeriksaan medis Suryani dan sarana kesehatan yang mengeluarkannya, Benny mengatakan, BP2MI akan mengecek prosedur penempatan pekerja tersebut di Taiwan.

Empat jenazah PMI yang dipulangkan dari Taiwan sampai di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta di Tangerang, Banten, pada Sabtu (16/9) menjelang tengah malam.

Jenazah PMI yang dipulangkan dari Taiwan antara lain jenazah Suryani (pekerja asal Jawa Timur), Lustianah (pekerja asal Lampung), Yana Mulyana (pekerja asal Jawa Barat), dan Jaenal Fanani, pekerja asal Tenggalek, Jawa Timur, yang menjadi korban tawuran kelompok pesilat di Taiwan.

Baca juga:
BP2MI tangani pemulangan 2.251 jenazah PMI dalam tiga tahun terakhir

Jenazah PMI korban tawuran pesilat di Taiwan tiba di Tanah Air