Terowongan Dewaruci harus dilengkapi tangga darurat
5 Mei 2013 09:16 WIB
Ilustrasi logo APEC 2013 yang akan diselenggarakan di Bali pada Oktober nanti. Sejumlah persiapan telah dikebut, di antaranya perluasan terminal dan kapasitas angkut Bandar Udara Internasional Ngurah Rai, lokasi-lokasi sidang, dan infrastruktur lain. (ANTARA News/Ferly)
Denpasar (ANTARA News) - Ketua Komisi III DPRD Bali, Gusti Made Suryanta Putra, mengharapkan terowongan di simpang patung Dewaruci, Kuta, Kabupaten Badung, dilengkapi tangga darurat dan kamera pengintai.
"Tangga darurat dan kamera pengintai sangat penting dipasang, karena ketika terjadi musibah maka pengguna jalan raya segera menyelamatkan diri," katanya, di Denpasar, Minggu.
Ia mengatakan, pemasangan tangga darurat tersebut adalah standar internasional untuk jalan atau bangunan yang berada di bawah tanah serta gedung-gedung tinggi.
Ia mengatakan karena saat anggota dewan melakukan peninjauan ke lapangan, dalam gambar detail jalan tersebut tidak terungkap akan dilengkapi tangga darurat dan kamera pengintai.
"Jika tidak terpasang alat tersebut, maka kami tidak akan menerima serah terima proyek tersebut. Karena ke depannya yang menerima efek dari proyek itu adalah masyarakat Bali. Karena itu kami tegaskan item yang kami harapkan agar dipenuhi oleh pemborong proyek jalan bawah tanah itu," katanya.
Proyek jalan bawah tanah pertama di Pulau Dewata yang menelan dana Rp179 miliar diperkirakan rampung akhir Mei 2013, sebelum kegiatan KTT APEC yang akan diselenggarakan di kawasan wisata internasional Nusa Dua, Bali. (*)
"Tangga darurat dan kamera pengintai sangat penting dipasang, karena ketika terjadi musibah maka pengguna jalan raya segera menyelamatkan diri," katanya, di Denpasar, Minggu.
Ia mengatakan, pemasangan tangga darurat tersebut adalah standar internasional untuk jalan atau bangunan yang berada di bawah tanah serta gedung-gedung tinggi.
Ia mengatakan karena saat anggota dewan melakukan peninjauan ke lapangan, dalam gambar detail jalan tersebut tidak terungkap akan dilengkapi tangga darurat dan kamera pengintai.
"Jika tidak terpasang alat tersebut, maka kami tidak akan menerima serah terima proyek tersebut. Karena ke depannya yang menerima efek dari proyek itu adalah masyarakat Bali. Karena itu kami tegaskan item yang kami harapkan agar dipenuhi oleh pemborong proyek jalan bawah tanah itu," katanya.
Proyek jalan bawah tanah pertama di Pulau Dewata yang menelan dana Rp179 miliar diperkirakan rampung akhir Mei 2013, sebelum kegiatan KTT APEC yang akan diselenggarakan di kawasan wisata internasional Nusa Dua, Bali. (*)
Pewarta: I Komang Suparta
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2013
Tags: