Permatang Pauh, Malaysia (ANTARA News) - Rakyat Malaysia hari Minggu ini mengikuti pemilihan umum yang disebut menjadi pemilu pertama dalam sejarah di mana nasib pemerintah dipertaruhkan di tengah tuntutan reformasi kubu oposisi.
Pencoblosan surat suara akan mulai pukul 8:00 pagi waktu setempat (07:00 WIB). Ketegangan memuncak setelah kampanye keras dengan banyak tuduhan kecurangan pemilu, retorika rasis dan kekerasan.
Ini akan menjadi pemilu terseru setelah pamilu 2008 saat kubu oposisi bersatu hampir menang melawan koalisi pemerintah yang sudah berkuasa sejak negeri ini merdeka pada 1957.
Koalisi pimpinan Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) yang diketuai Perdana Menteri Najib Razak akan bertarung melawan aliansi Pakatan Rakyat (Pakta Rakyat) pimpinan mantan pembesar UMNO Anwar Ibrahim.
Berbagai jajak pendapat menunjukkan hasil pemilu akan sulit diprediksi.
Pakatan mengekspos kemarahan publik atas merajalelanya korupsi, otoriterisme dan kebijakan-kebijakan kontroversial yang menguntungkan mayoritas etnis Melayu, sembari menggalang dukungan kaum minoritas dan kaum muda.
Lawannya, Najib menawarkan reformasi politik terbatas demi menenangkan tuntutan.
Kubu oposisi menyiapkan langkah jika hasil pemilu dianggap curang dengan menuduh Barisan Nasional berlaku curang, diantararanya tuduhan mengerahkan puluhan ribu orang tak jelas yang kemungkinan warga negara asing di daerah-daerah pemilihan kunci.
"Kecuali tak ada kecurangan besar-besaran, kami akan menang," kata Anwar, Sabtu kemarin, kepada AFP, sehari sebelum Pemilu.
Najib sendiri mengeksploitasi masalah rasial dan agama dengan menyebut sebuah partai Islam konservatif dalam aliansi Pakatan akan menerapkan hukum Islam di Malaysia yang multietnis.
Kampanye Pemilu diwarnai ratusan laporan kekerasan, intimidasi, dan dua ledakan kecil, kendati tidak ada yang meninggal dari peristiwa ini.
Pemungutan suara akan ditutup pada pukul 17:00 waktu setempat (16.00 WIB) dan hasilnya akan segera diumumkan beberapa jam setelah itu, demikian AFP.
Hari ini Malaysia memilih
5 Mei 2013 07:14 WIB
Pemimpin oposisi Malaysia Anwar Ibrahim (REUTERS/Bazuki Muhammad)
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013
Tags: