Padang (ANTARA News) - Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Irman Gusman menilai bangsa Indonesia agak pelit dalam pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada tokoh-tokoh yang telah berjuang untuk kemendekaan dan mempertahkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Hingga kini baru sebanyak 156 orang tokoh dan pejuang bangsayang telah ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional. Tapi bukan juga harus diobral," kata Irman Gusman saat membuka seminar nasional pengusulan Mr H Sutan Mohammad Rasjid (tokoh PDRI) sebagai Pahlawan Nasional di Padang, Sabtu.

Hadir tokoh nasional asal Sumbar dalam kesempatan itu, Prof. Dr. Ahmad Syafii Ma`arif, Taufik Abdulah, Wakil Gubernur Sumbar, Muslim Kasim, sejahrawan dan budayawan serta sejumlah bupati di provinsi itu.

Menurut dia, ratusan para pejuang yang mengorban jiwa raganya untuk bangsa ini dari penjajahan di masa lalu, tapi jumlah yang ditetapkan sebagai pahlawan nasional belum seimbang.

Padahal, bangsa yang besar adalah yang menghargai jasa para pahlawannya, makanya para pejuang yang telah berkorban jiwa, harta dan raga untuk kemerdekaan pantas mendapatkan gelar Pahlawan Nasional.

Indonesia untuk mencapai Kemerdekaan berbeda dengan sejumlah negara lainnya, kata Irman, sebutlah Filipina yang tak begitu banyak tokoh yang ditetapkan jadi pahlawan, karena meraih kemerdekaan dengan diplomasi.

Menurut dia, dari 156 orang pahlawan nasional 90 persen berada diluar ibukota (Jakarta, red), artinya membuktikan daerah-daerah yang punya andil dalam perjuangan kemerdekaan.

Dari jumlah yang ada sekitar 15 orang, pahlawan nasional berasal dari Sumatera Barat, sehingga banyak orang mengatakan Minangkabau sebagai pos terdepan pendirian bangsa ini.

Pahlawan Nasional asal Sumbar, di antaranya Mohammad Hatta, Sutan Sjahril, Tan Malaka, M Natsir, Abdul Muis, Tuanku Imam Bonjol, Agus Salim, Mohammad Yamin, Rasuna Said, Ilyas Yacoub dan Syafruddin Prawiranegara serta beberapa tokoh yang lainnya.

"Kita sangat mendukung dan mendorong pemberian gelar Pahlawan Nasional terhadap sang pejuang Sutan Mohammad Rasjid, karena sebagai pelaku sejarah mempertahankan bangsa ini dari penjajahan Belanda," katanya.

Upaya ini, tentu tidak mudah dan membutuhkan perjuangan karena proses seleksi penetapan Pahlawan Nasional cukup ketat, maka diharapkan melalui seminar yang melibatkan sejahrawan tingkat nasional dan lokal akan dapat mengungkap fakta dan data historis atas kiprah Sutan Mohammad Rasjid.

Menurut dia, pemberian gelar pahlawan nasional terhadap Sutan Mohammad Rasjid pantas dan wajar sebagai pejuang di masa darurat, sama dengan tokoh lainnya seperti M. Natsir, Syafruddin Prawiranegara, Mohammad.

Selain dari Sutan Mohammad Rasjid masih banyak tokoh pejuang kemerdekaan asal Sumbar yang belum mendapatkan gelar Pahlawan Nasional, di antaranya Khatib Sulaiman, Abd Halim, Rohana Kudus dan lainnya.

"Ini harus dipercepat dan satu persatu diusulkan untuk jadi pahlawan nasional sebagai bentuk penghargaan terhadap jasa mereka," ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Irman menyampaikan saat ini sudah ada 13 orang pejuang dan tokoh yang masuk daftar proses seleksi pahlawan nasional, termasuk Soeharto dan Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

Menyinggung penetapan pahlawan nasional mantan Presiden RI Soeharto, Irman berpandangan pada prinsipnya harus menghormati jasa pahlawan, jika ada hal kelemahan suatu yang manusiawi.

Sebab, sudah saatnya bangsa ini meninggal dosa masa lalu dan tak perlu lagi jadi pertentangan, tapi mari melihat apa yang telah diperbuat untuk bangsa ini.

"Kita saatnya melihat ke masa depan, tapi bukan pula berarti tidak melihat sisi kelemahan yang telah diperbuat bapak pembangunan tersebut," ujarnya.(*)