Pemilik kontrakan tak kenal terduga teroris Mampang
3 Mei 2013 20:05 WIB
Polisi menjaga rumah petak milik terduga teroris Sigit Indrajit di Pondok Benda, Pamulang, Tangerang Selatan, Jumat (3/5). Densus 88 menggerebek rumah tersebut dari hasil pengembangan jaringan teroris Mampang, Jakarta, tetapi sigit berhasil meloloskan diri. (FOTO ANTARA/Muhammad Iqbal) ()
Jakarta (ANTARA News) - Anom Komang Dwijayana (30), pemilik kontrakan yang beralamat di Jalan Bangka 2F No. 2A Pela Mampang, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, mengaku tidak mengenal terduga teroris yang mengontrak di rumahnya.
"Karena baru, saya tidak kenal, bertemu juga baru sekali, minggu lalu saat dia minta nomor rekening," kata Anom di sela-sela olah tempat kejadian perkara (TKP) di Jakarta, Jumat.
Dia mengaku kontrakan yang disewa terduga teroris itu dikontrak atas nama Zaenal yang sebelumnya dialihkan dari Rosita. Zaenal, diakui Anom, mengontrak sejak November 2012 hingga sekitar April lalu.
Pengontrak (terduga teroris) juga diakui Anom belum membayar uang sewa yang berkisar Rp1 juta per bulan. Menurut dia, seharusnya minggu depan pemilik kontrakan menagih uang kontrakan kepada mereka.
"Harusnya bayar minggu depan, saya juga kan ga enak kalau harus nagih-nagih," ucapnya.
Anom juga menuturkan tidak menaruh curiga terhadap terduga teroris. Hal itu, menurut dia berdasarkan pernyataan terduga teroris yang mengaku sebagai adik Zaenal.
Namun, menurutnya, ada satu hal aneh yang terjadi pada pintu kontrakan yang disewa terduga teroris itu.
"Hanya saja pintu samping kontrakan yang dulu sering terbuka, sejak `orang itu` di sini, selalu tertutup," ungkapnya.
Anom turut serta dalam olah TKP dan melakukan pemeriksaan bagian dalam rumah bersama petugas Labfor dan Inafis di Jalan Bangka 2F No. 2A Pela Mampang, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.
Tim menemukan sejumlah barang yang diduga kuat digunakan untuk merakit bom. Barang tersebut antara lain setrika, stempel, rumah stop kontak, kaleng biskuit, kemasan botol air minum, pipa dan potongan pipa, juga buku-buku.
Selain itu, ada KTP asli atas nama Dimas Riyano, buku tabungan Bank Syariah Mandiri atas nama Riyano, buku catatan tentang campuran bahan kimia sebanyak 10 lembar serta salinan catatan buku-buku kimia.
Sebelumnya, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror telah mengamankan dua orang terduga teroris di Jalan Sudirman menuju Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, Kamis (2/5) malam.
Kedua orang tersebut adalah Sefa Riano (29) yang bekerja sebagai pengelola air minum isi ulang di Jalan Bangka II F, Pela Mampang, Jakarta Selatan. Sementara satu orang lainnya bernama Achmad Taufiq alias Ovie (22 tahun). Keduanya ditangkap saat mengendarai sepeda motor di lokasi kejadian.
Penangkapan dua orang ini diikuti dengan penangkapan seorang wanita beserta bayinya, yang diduga kuat sebagai istri dari salah satu kedua orang tersebut.
Polri, saat penangkapan juga menemukan lima bom pipa siap ledak yang disimpan dalam tas ransel berisi baju dan rangkaian kabel.
(A062/C004)
"Karena baru, saya tidak kenal, bertemu juga baru sekali, minggu lalu saat dia minta nomor rekening," kata Anom di sela-sela olah tempat kejadian perkara (TKP) di Jakarta, Jumat.
Dia mengaku kontrakan yang disewa terduga teroris itu dikontrak atas nama Zaenal yang sebelumnya dialihkan dari Rosita. Zaenal, diakui Anom, mengontrak sejak November 2012 hingga sekitar April lalu.
Pengontrak (terduga teroris) juga diakui Anom belum membayar uang sewa yang berkisar Rp1 juta per bulan. Menurut dia, seharusnya minggu depan pemilik kontrakan menagih uang kontrakan kepada mereka.
"Harusnya bayar minggu depan, saya juga kan ga enak kalau harus nagih-nagih," ucapnya.
Anom juga menuturkan tidak menaruh curiga terhadap terduga teroris. Hal itu, menurut dia berdasarkan pernyataan terduga teroris yang mengaku sebagai adik Zaenal.
Namun, menurutnya, ada satu hal aneh yang terjadi pada pintu kontrakan yang disewa terduga teroris itu.
"Hanya saja pintu samping kontrakan yang dulu sering terbuka, sejak `orang itu` di sini, selalu tertutup," ungkapnya.
Anom turut serta dalam olah TKP dan melakukan pemeriksaan bagian dalam rumah bersama petugas Labfor dan Inafis di Jalan Bangka 2F No. 2A Pela Mampang, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.
Tim menemukan sejumlah barang yang diduga kuat digunakan untuk merakit bom. Barang tersebut antara lain setrika, stempel, rumah stop kontak, kaleng biskuit, kemasan botol air minum, pipa dan potongan pipa, juga buku-buku.
Selain itu, ada KTP asli atas nama Dimas Riyano, buku tabungan Bank Syariah Mandiri atas nama Riyano, buku catatan tentang campuran bahan kimia sebanyak 10 lembar serta salinan catatan buku-buku kimia.
Sebelumnya, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror telah mengamankan dua orang terduga teroris di Jalan Sudirman menuju Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, Kamis (2/5) malam.
Kedua orang tersebut adalah Sefa Riano (29) yang bekerja sebagai pengelola air minum isi ulang di Jalan Bangka II F, Pela Mampang, Jakarta Selatan. Sementara satu orang lainnya bernama Achmad Taufiq alias Ovie (22 tahun). Keduanya ditangkap saat mengendarai sepeda motor di lokasi kejadian.
Penangkapan dua orang ini diikuti dengan penangkapan seorang wanita beserta bayinya, yang diduga kuat sebagai istri dari salah satu kedua orang tersebut.
Polri, saat penangkapan juga menemukan lima bom pipa siap ledak yang disimpan dalam tas ransel berisi baju dan rangkaian kabel.
(A062/C004)
Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013
Tags: