Produk kerajinan unggulan Sumbar unjuk gigi di Kriyanusa
15 September 2023 19:08 WIB
Gubernur Sumbar Mahyeldi (kanan) berama Ketua Dekranasda Sumbar, Harneli Bahar (hijau) meninjau gerai kerajinan Sumatera Barat di Kriyanusa yang degelar di Jakarta Convention Center (ANTARA/Mario Sofia Nasution)
Jakarta (ANTARA) - Produk kerajinan unggulan Sumatera Barat (Sumbar) unjuk gigi di Pameran Kriyanusa yang digelar di Jakarta Convention Center, pada 15-17 September 2023.
“Sumbar memiliki hasil kerajinan yang beragam dan melalui kegiatan ini kita memberikan ruang agar produk mereka dapat dipasarkan secara luas,” kata Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Sumbar Harneli Bahar di Jakarta, Jumat.
Ia mengatakan, kerajinan yang paling diminati adalah songket, tenun, sulam, anyaman, bordir hingga rajutan.
Terdapat sejumlah gerai untuk menampilkan kerajinan asal Sumatera Barat mulai dari gerai Dekranasda Sumbar, Kabupaten Solok, Kota Bukittinggi, Payakumbuh dan Kabupaten Solok Selatan.
Dalam Pameran tersebut Pemprov Sumbar memberikan ruang bagi perajin untuk memasarkan produk mereka secara langsung meski saat ini sudah ada yang melakukan pemasaran secara digital.
“Sudah ada yang berjualan daring tapi kita tetap beri ruang bagi mereka memasarkan produk melalui pameran,” kata dia
Menurut Herneli, Pameran Kriyanusa menyasar masyarakat level ekonomi menengah ke atas dengan menjual produk berkualitas dengan harga baik.
Ia mencontohkan, songket di daerah lain dijual dengan harga Rp15 juta hingga Rp17 juta dan Sumbar menawarkan kualitas baik dan indah di harga Rp2 juta.
“Kita juga ada produk yang mahal. Namun ada juga yang kita sediakan yang murah dengan kualitas yang tak kalah bagus,” kata dia.
Selain itu, Pemprov Sumbar akan menggelar kegiatan Discover West Sumatera di Hotel Borobudur, Jakarta,selama satu bulan penuh. Dalam kegiatan tersebut kerajinan hasil produksi masyarakat Sumbar dipasarkan secara luas.
“Kita berusaha untuk memberi fasilitas untuk memasarkan produk kerajinan melalui kegiatan pameran yang saat ini dilakukan,” kata dia.
Selain itu, pelatihan juga terus dilakukan agar produksi kerajinan ini tidak hilang karena tidak ada lagi yang mengerjakan.
“Kita tidak ingin pelaku usaha ini hilang karena tidak ada regenerasi sehingga pelatihan terus dilakukan di masing-masing daerah,” kata dia.
Sementara itu Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah mengatakan, Pemprov Sumbar menyediakan ruang bagi pelaku UMKM Kriya yang ada di daerah mereka untuk memasarkan produk hasil kerajinan sehingga ada komunikasi dengan pembeli dari Indonesia.
Ia mengatakan bahwa melalui kegiatan ini ada interaksi antara pemilik produk dengan calon pembeli dan ada kerja sama dalam jangka panjang tentunya.
Mahyeldi menargetkan Sumbar mampu menjadi industri kerajinan sehingga produk yang dihasilkan harus melalui proses yang profesional, memiliki kualitas bagus dan nilai jual tinggi.
Menurut dia, perajin di Sumbar saat ini memproduksi kerajinan masih dalam skala kecil dan ini yang coba secara perlahan untuk dibangun dengan kerja sama seluruh pihak agar kerajinan Sumbar ini mampu menembus pasar internasional.
Baca juga: Agregator dinilai penting tingkatkan bisnis UMKM Kriya
Baca juga: Kemenperin: Industri kriya bertahan di tengah pandemi andalkan inovasi
“Sumbar memiliki hasil kerajinan yang beragam dan melalui kegiatan ini kita memberikan ruang agar produk mereka dapat dipasarkan secara luas,” kata Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Sumbar Harneli Bahar di Jakarta, Jumat.
Ia mengatakan, kerajinan yang paling diminati adalah songket, tenun, sulam, anyaman, bordir hingga rajutan.
Terdapat sejumlah gerai untuk menampilkan kerajinan asal Sumatera Barat mulai dari gerai Dekranasda Sumbar, Kabupaten Solok, Kota Bukittinggi, Payakumbuh dan Kabupaten Solok Selatan.
Dalam Pameran tersebut Pemprov Sumbar memberikan ruang bagi perajin untuk memasarkan produk mereka secara langsung meski saat ini sudah ada yang melakukan pemasaran secara digital.
“Sudah ada yang berjualan daring tapi kita tetap beri ruang bagi mereka memasarkan produk melalui pameran,” kata dia
Menurut Herneli, Pameran Kriyanusa menyasar masyarakat level ekonomi menengah ke atas dengan menjual produk berkualitas dengan harga baik.
Ia mencontohkan, songket di daerah lain dijual dengan harga Rp15 juta hingga Rp17 juta dan Sumbar menawarkan kualitas baik dan indah di harga Rp2 juta.
“Kita juga ada produk yang mahal. Namun ada juga yang kita sediakan yang murah dengan kualitas yang tak kalah bagus,” kata dia.
Selain itu, Pemprov Sumbar akan menggelar kegiatan Discover West Sumatera di Hotel Borobudur, Jakarta,selama satu bulan penuh. Dalam kegiatan tersebut kerajinan hasil produksi masyarakat Sumbar dipasarkan secara luas.
“Kita berusaha untuk memberi fasilitas untuk memasarkan produk kerajinan melalui kegiatan pameran yang saat ini dilakukan,” kata dia.
Selain itu, pelatihan juga terus dilakukan agar produksi kerajinan ini tidak hilang karena tidak ada lagi yang mengerjakan.
“Kita tidak ingin pelaku usaha ini hilang karena tidak ada regenerasi sehingga pelatihan terus dilakukan di masing-masing daerah,” kata dia.
Sementara itu Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah mengatakan, Pemprov Sumbar menyediakan ruang bagi pelaku UMKM Kriya yang ada di daerah mereka untuk memasarkan produk hasil kerajinan sehingga ada komunikasi dengan pembeli dari Indonesia.
Ia mengatakan bahwa melalui kegiatan ini ada interaksi antara pemilik produk dengan calon pembeli dan ada kerja sama dalam jangka panjang tentunya.
Mahyeldi menargetkan Sumbar mampu menjadi industri kerajinan sehingga produk yang dihasilkan harus melalui proses yang profesional, memiliki kualitas bagus dan nilai jual tinggi.
Menurut dia, perajin di Sumbar saat ini memproduksi kerajinan masih dalam skala kecil dan ini yang coba secara perlahan untuk dibangun dengan kerja sama seluruh pihak agar kerajinan Sumbar ini mampu menembus pasar internasional.
Baca juga: Agregator dinilai penting tingkatkan bisnis UMKM Kriya
Baca juga: Kemenperin: Industri kriya bertahan di tengah pandemi andalkan inovasi
Pewarta: Mario Sofia Nasution
Editor: Sella Panduarsa Gareta
Copyright © ANTARA 2023
Tags: