Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo menerima Menteri Pertanian era Kabinet Kerja 2014--2019 Andi Amran Sulaiman di Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat sore, membahas tentang ekonomi.

"Iya baru ketemu dengan beliau (Presiden Joko Widodo). Saya kan jadi pengusaha, jadi diskusi masalah tentang ekonomi bagaimana ekonomi Indonesia, bagaimana kondisi ekonomi daerah, bahas ekonomi," kata Amran Sulaiman usai pertemuan dengan Presiden di Istana Kepresidenan Jakarta.

Amran mengatakan tidak ada tawaran dari Presiden agar dirinya kembali menjadi menteri. Dia mengungkapkan, dirinya memang sudah beberapa kali mendiskusikan perekonomian dengan Presiden, sejak tidak lagi menjabat sebagai Menteri Pertanian.

"Tidak, tidak (tidak ada tawaran menjadi menteri). Jadi memang bukan satu kali saja (berdiskusi). Kalau tidak salah selama saya tidak menjabat, sudah lima kali," ujarnya.

Dia mengaku pernah berdiskusi masalah tebu dan pabrik gula modern di Bombana, Sulawesi Tenggara, serta berdiskusi masalah nikel hingga kondisi ekonomi riil di bawah.

Baca juga: Mantan Mentan Amran Sulaiman ajak mahasiswa jadi pengusaha

Baca juga: KPK konfirmasi Amran Sulaiman soal kepemilikan tambang nikel


Dia mengatakan pada pertemuan kali ini pembahasan yang terjadi terkait ekonomi secara umum. Dirinya juga berdiskusi dengan Presiden mengenai potensi nikel di Indonesia Timur.

"Kawasan timur ini luar biasa kayanya sumber daya nikel dengan lainnya, batu bara dan seterusnya. Bayangkan kita punya cadangan 52 persen ada di Indonesia untuk seluruh dunia. 52 persen ini ada di Sulawesi maupun di Papua," ucap dia.

Menurutnya jika potensi itu digarap dengan baik maka akan memberikan hasil luar biasa. Misalnya, nikel menjadi baterai untuk kendaraan listrik, atau bahkan untuk memenuhi kebutuhan sumber daya listrik masyarakat.

Dia mengatakan Kawasan Timur Indonesia dengan sumber daya alamnya bisa menjadi episentrum ekonomi baru untuk nasional bahkan untuk dunia.

Dia menyebut kebijakan hilirisasi nikel yang dilakukan Presiden Joko Widodo merupakan kebijakan yang sangat luar biasa.

"Kalau nikel ini kita hilirisasi seperti sekarang program Bapak Presiden, luar biasa berani mengambil keputusan melakukan hilirisasi. Value-nya luar biasa kalau baterai kita buat di Indonesia yang bahan bakunya ada di dalam negeri tepatnya di kawasan timur. Jadi luar biasa Bapak Presiden," tuturnya.

Lebih jauh saat ditanya mengenai ada tidaknya pembahasan mengenai Pilpres 2024 dengan Presiden Joko Widodo, Amran tidak menjawab pertanyaan itu.

Dia hanya menyampaikan bahwa dirinya sudah lama tidak bertemu dengan wartawan. "(Sudah) lama baru kita ketemu ya," ujar Amran.