IHSG dibuka menguat 5,50 poin atau 0,08 persen ke posisi 6.964,83. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 0,86 poin atau 0,09 persen ke posisi 956,47.
"Kami melihat, saat ini respons investor sudah mulai optimis untuk masuk kembali ke market. Hal ini akan berdampak terhadap capital inflow yang potensi meningkat, sehingga pasar diharapkan bisa kembali bullish. IHSG berpeluang bergerak menguat terbatas," sebut Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Jumat.
Dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) pada hari ini akan melaporkan data neraca perdagangan periode Agustus 2023, yang diperkirakan surplus akan meningkat ditopang oleh kenaikan harga batu bara.
Konsensus memperkirakan surplus neraca perdagangan Agustus 2023 akan mencapai 1,50 miliar dolar Amerika Serikat (AS), yang mana batu bara menyumbang nilai ekspor sekitar 15 persen terhadap total ekspor Indonesia, sehingga pergerakan harganya akan sangat menentukan posisi surplus neraca dagang Tanah Air.
Sementara itu, bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup menguat merespon pasar yang menilai kebijakan bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) bakal menahan suku bunga pada pertemuan pekan depan.
Selain itu, proyeksi AS mengalami resesi juga semakin turun, bahkan beberapa pengamat mempertimbangkan kondisi AS bisa menghindari resesi di tengah era suku bunga tinggi, dan diperkirakan hanya akan menghadapi mild recession.
Dari Eropa, keputusan bank sentral Eropa (ECB) menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,0 persen, yang artinya ECB sudah mengerek suku bunga sebesar 450 bps dari minus 0,50 pada awal 2022.
Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain Indeks Nikkei menguat 372,00 poin atau 1,12 persen ke 33.540,10, Indeks Hang Seng menguat 112,85 poin atau 0,63 persen ke 18.160,77, Indeks Shanghai menguat 1,91 poin atau 0,06 persen ke 3.128,46, dan indeks Straits Times melemah 25,50 poin atau 0,78 persen ke posisi 3.275,01.
Baca juga: IHSG menguat di tengah pasar cermati rilis inflasi AS
Baca juga: IHSG diprediksi variatif seiring kenaikan inflasi AS