Jakarta (ANTARA) - Deputi Bidang Usaha Mikro KemenkopUKM Yulius mengatakan Program Pendampingan Usaha Mikro Mandiri 2023 bertujuan untuk membuat pelaku usaha mikro menjadi lebih terukur dan terarah dalam berusaha.

"Diharapkan para pelaku usaha mikro bisa naik kelas hingga menjadi pengusaha besar," ucap Deputi Yulius dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.

Yulius memahami para pelaku usaha mikro memiliki banyak keterbatasan, mulai dari kesulitan mengakses pembiayaan, memahami teknologi, hingga kemampuan bekerja sama dengan usaha besar.

Sehingga KemenKopUKM berharap program pendampingan tersebut mampu membekali pelaku usaha mikro untuk mengatasi berbagai kesulitan yang dihadapi.

Ke depan, Yulius menekankan bahwa KemenkopUKM tidak hanya melakukan pelatihan-pelatihan yang sifatnya satu arah. Dengan begitu, pelaku usaha mikro bisa memiliki kemampuan menjadi pemasok bagi usaha besar seperti industri otomotif, makanan dan minuman, dan sebagainya.

Baca juga: KemenKopUKM fasilitasi transfer pengetahuan wujudkan koperasi modern

Baca juga: Kemenkop UKM bahas penguatan digitalisasi koperasi pertanian di ASEAN


"Maka, kami gulirkan program pendampingan ini yang berjalan selama enam bulan. Jadi, ini bukan hanya teori saja, tapi bagaimana bisa memiliki kemampuan untuk berhubungan dengan 'stakeholder', terutama dengan pengusaha besar," kata Yulius.

Pelaku dan pemilik usaha kerupuk kulit dari bahan ikan patin dengan merek Ngedani, Dani Maulana mengakui bahwa pendampingan usaha berdampak cukup signifikan bagi pelaku usaha mikro di Kota Cirebon, Jawa Barat dalam meningkatkan kapasitas dan kualitas usahanya.

"Banyak manfaatnya bagi saya, terutama mengubah pola pikir dalam menjalankan usaha. Yang semula asal usaha, sekarang jadi lebih terarah dan terukur," tuturnya.

Manfaat lainnya, kata Dani, dirinya semakin dituntut untuk lebih disiplin dalam hal manajemen usaha, sehingga ada perkuatan dalam produksi dan penjualan.

Lebih dari itu, program KemenKopUKM juga mempertemukan dirinya dengan banyak pihak yang potensial memajukan usahanya.

"Di acara ini saya bertemu dengan banyak pihak misalnya dari Sucofindo. Di produk saya baru tercantum nilai kadar air, lemak, dan protein, belum sampai pada nutrisi secara detil. Nah, dengan Sucofindo ini dibantu menjadi lebih lengkap keterangan produknya," ungkapnya.

Baca juga: Teten harap hunian hingga perkantoran di IKN pakai mebel dalam negeri

Baca juga: Teten yakin industri mebel domestik bisa kompetitif di pasar global