Bandung (ANTARA News) - Semangat pendidik wajib lestari dan terus ditingkatkan kapasitas dan kapabilitanya sehingga standar pendidikan nasional tetap terjaga, kata pakar pendidikan UPI Bandung, Prof Dr Furqon, di Bandung, Kamis.

"Pada Hari Pendidikan Nasional hari ini masih banyak hal yang harus dibenahi dalam dunia pendidikan di Indonesia, namun jangan pesimis yang penting semangat pendidik tetap lestari, itu yang harus dijaga," kata Furqon.

Ia menyebutkan, ada beberapa kelemahan yang muncul dalam dunia pendidikan di Indonesia, namun ia juga mengingatkan banyak keberhasilan-keberhasilan yang telah dan akan ditorehkan oleh dunia pendidikan di Indonesia yang diakui dunia.

Ia mencontohkan, beberapa prestasi yang diraih pendidik dan pelajar Indonesia di luar negeri yang terkadang kurang mendapat tempat dan apresiasi. Sebaliknya satu kelemahan yang terjadi dalam sistem pendidikan seakan menguak menjadi sebuah kelemahan besar.

"Dalam hal ini perlu ada keseimbangan dalam melihat dunia pendidikan di Indonesia, yang mengurusi pendidik dan peserta didik terbesar di dunia," kata Furqon.

Ia mengaku setuju dengan perlunya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia, namun hal itu tidak bisa dirubah dalam satu sistem secara cepat dan seketika. Perlu proses, upaya telah dilakukan seperti melakukan sertifikasi pendidik dengan tunjangan yang menjadikan gaji guru tertinggi di kalangan PNS.

Namun di sisi lain perlu diikuti dengan output dari sertifikasi itu yakni peningkatan kualitas pengajaran dan lainnya.

Hasilnya saat ini, kata dia masih perlu ditingkatkan lagi dan hal itu tak hanya tanggung jawab dari para pendidik, namun perlu juga peran elemen lainnya seperti peserta didik, orang tua dan masyarakat untuk mensukseskan pendidikan di Indonesia.

Apresiasi terhadap tenaga pendidik dilakukan di sejumlah negara di dunia, salah satunya apresiasi dengan peningkatan gaji guru. Furqon mencontohkan di Finlandia, program sertifikasi dulu telah dilakukan sejak lama dan menempatkan guru sebagai kelompok yang mendapat apresiasi.

"Jangan salahkan ujian untuk kelulusan peserta didik, tidak ada yang salah dengan ujian seperti itu. Namun yang perlu dibenahi organisasi dan manajemennya sehingga tidak lagi terjadi keterlambatan distribusi soal UN seperti tahun ini," kata Furqon menambahkan.