Kuala Lumpur (ANTARA) - Malaysia menganggarkan hingga 20 miliar ringgit (RM) atau sekitar Rp65,66 triliun untuk mengantisipasi bencana banjir melalui 233 proyek penanganan banjir di berbagai daerah.

Menteri Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim Malaysia Nik Nazmi Nik Ahmad dalam program naratif ekonomi Madani dan dialog anggaran pendapatan dan belanja Malaysia 2024 di Kuala Lumpur, Rabu, mengatakan di setiap proyek yang dikerjakan tersebut diperkirakan 2,5 juta rakyat Malaysia akan dapat dilindungi dari risiko bencana banjir.

Ia juga mengatakan Pemerintah Malaysia menyiapkan dana sebesar RM360 juta atau sekitar Rp1,18 triliun untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi banjir lewat pemeliharaan sungai, memperkokoh dan menjaga stabilitas tebing-tebing guna mengurangi risiko bencana banjir.

“Kita periksa empang yang usianya lebih tua dari usia kemerdekaan Malaysia. Jika tidak dirawat takut tidak efisien karena endapan dan sebagainya,” kata dia.

Pemerintah Malaysia, menurut dia, juga menyiapkan “hazard banjir”, sehingga memudahkan masyarakat membeli asuransi yang jelas, bankable.

Persoalan banjir ini nyata, dan ia mengatakan membuat dirinya tidak bisa mengambil cuti panjang di penghujung tahun. Sejumlah daerah yang belakangan banjir justru lokasi yang sebelumnya tidak pernah terjadi bencana alam tersebut.

Menteri Nik Nazmi menyebut upaya itu mengangkat persoalan kunci ekonomi MADANI yang diyakini berkesinambungan untuk menghadapi tiga krisis yang dihadapi ke depan, yakni krisis iklim, pencemaran dan hilangnya keanekaragaman hayati.

Awal Maret 2023 banjir melanda sejumlah negara bagian di Malaysia. Puluhan ribu jiwa terdampak bencana tersebut, dan Johor terdampak luas bencana banjir.

Baca juga: 53.139 jiwa terdampak banjir di Malaysia
Baca juga: Banjir landa lima negeri, berdampak pada 36.000 jiwa di Malaysia
Baca juga: Peringatan potensi banjir bandang dikeluarkan untuk tiga negara bagian