Barcelona (ANTARA News) - Kemungkinan hengkangnya Jose Mourinho dari Real Madrid akhir musim ini akan membuat posisi presiden klub Florentino Perez goyah karena dia dipaksa mencari orang yang pantas untuk menggantikan pelatih yang terus-terusan dia sebut sebagai "pelatih terbaik di dunia" itu.

Terobsesi memenangi gelar Liga Champions kesepuluh yang tak pernah didapat Real sejak 2002, Perez mengontrak pelatih asal Portugal yang kontroversial itu dengan pertaruhan besar pada 2010 setelah sang pelatih membawa Inter Milan menjuarai Liga Champions.

Kini, setelah tersingkir dari kompetisi klub-klub elite Eropa oleh Borussia Dortmund, Mourinho menyampaikan isyarat waktunya bersama Real segera berakhir.

Ketika ditanya usai pertandingan melawan Dortmund, apakah dia akan bertahan di Real (dia masih terikat kontrak dengan Madris sampai 2016), Mourinho berkata pada ITV Sport, "Mungkin tidak. Saya tak tahu tapi saya ingin berada di mana orang mencintai saya."

Pada jumpa pers sebelumnya dia sesumbar, "Saya dicintai oleh beberapa klub, terutama satu (Chelsea). Di Spanyol memang lain, sebagian orang membenci saya, kebanyakan dari kalian di ruang (pers) ini."

Menurut sejumlah laporan Mourinho berhasrat kembali ke Chelsea di mana dia memenangi gelar juara Liga Premier pada 2005 dan 2006, namun tak berhasil di Liga Champions.

Jika dia benar meninggalkan Real akhir musim ini, dia akan mewariskan satu titel juara untuk klub ini, namun jika klubnya mengalahkan Atletico Madrid pada final bulan ini, maka dia mewariskan dua Piala Raja.

Tetapi bagi Real itu belum cukup karena untuk mereka sukses di Eropa adalah jauh di atas segalanya, padahal pada tiga musim terakhir ini Madrid selalu tersingkir di semifinal.

Warisan buruk

Karakter pemberontak Mourinho mungkin memberi dampak negatif kepada citra klub yang akan meninggalkan warisan berbahaya bagi Real, kata sejumlah pakar pemasaran seperti dikutip Reuters.

Ditunjuk sebagai manajer olahraga sekaligus menjadi pelatih tim pertama, yang tidak biasa dilakukan klub-klub Spanyol di mana rekan-rekan sesama pelatih Mourinho di negeri ini tak punya kekuasaan seluas itu, dia bertanggungjawab atas perkembangan produk olahraga Real.

Strategi pemasaran yang berhasil utamanya membutuhkan sukses di lapangan dan juga promosi citra klub yang diterima penggemar serta mengundang investasi.

Mourinho terasing dari para pendukung tradisional Real yang terus mengoloknya di Bernabeu, namun dia mendapat status pahlawan dari "Ultras Sur", kelompok yang terkenal dengan pandangan sayap kanannya yang ekstrim.

Jika dia pergi sekarang, maka Mourinho akan dikenang dengan segala keburukannya.

Ini termasuk ribut diam-diam dengan Tito Vilanova yang waktu itu asisten pelatih Barca dan mengacungkan jari ke arahnya, berulangkali mengeluhkan wasit, tidak akur dengan wartawan dan para pejabat Real, serta menyebut Barca diistimewakan oleh UEFA.

Dia juga mencampakkan kapten klub dan kiper Iker Casillas, yang dianggap pahlawan oleh banyak pendukung Real.

Sejumlah laporan menyebutkan Perez membidik Carlo Ancelotti, juga mantan pelatih Chelsea yang kini menangani Paris St Germain, untuk menggantikan Mourinho.

Ancelotti memang sosok yang sangat berbeda dari Mourinho yang blak-blakan. Dia telah memenangi Liga Champions bersama AC Milan pada 2003 dan 2007, namun kalah dari Liverpool pada final 2005.

Setelah cekcok dan kontroversi yang meliputi tahun-tahun bersama Mourinho, mungkin Ancelotti yang rendah hati dan dihormati adalah orang yang diperlukan Real untuk meraih "decima" atau gelar juara Eropa kesepuluhnya.