Jakarta (ANTARA) - Perusahaan sosial inovatif PT BISA Ruang Nuswantara (BIRU) berkomitmen untuk mengembangkan pendidikan inklusif berbasis industri dan lingkungan dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia (SDM) di Tanah Air.

"Kami mendukung agenda pembangunan berkelanjutan pemerintah, khususnya dalam hal peningkatan kompetensi SDM berdaya saing global melalui pendidikan berbasis industri dan pemberdayaan kewirausahaan sosial, sekaligus turut menjaga kelestarian lingkungan," ujar Direktur Delta Dunia Group sekaligus Komisaris BIRU Dian Andyasuri di Jakarta, Rabu.

Untuk mencapai tujuan tersebut, lanjutnya, pihaknya menyiapkan program BISA Ruang Vokasi (BRV) dan Karya BISA (KRB) sebagai platform pembelajaran berbasis industri untuk mempercepat sinergi antara sektor pendidikan dan industri.

Program BISA Ruang Vokasi (BRV) didasarkan pada konsep teaching factory yang menggabungkan proses pembelajaran berbasis industri ke dalam kurikulum pendidikan.

Program tersebut dirancang secara khusus untuk memenuhi kebutuhan keterampilan dasar pekerja masa depan di lapangan.

Sementara, Program Karya BISA (KRB) mengedepankan kerja sama antara sektor industri, pendidikan dan UKM, dalam mengelola proses daur ulang limbah industri untuk menghasilkan produk ramah lingkungan guna memenuhi kebutuhan operasional industri.

"Kami percaya bahwa kunci masa depan berkelanjutan terletak pada integrasi pengelolaan lingkungan, tanggung jawab sosial, dan tata kelola atau ESG yang kuat," ujarnya.

Dian menambahkan kehadiran BIRU diharapkan dapat mendorong pendidikan berkelanjutan dengan konsep ‘link and match’ untuk menghubungkan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) dengan dunia pendidikan.

Selain itu, sekaligus mendukung tercapainya tujuan pembangunan berkelanjutan pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan, serta lapangan kerja dan pekerjaan yang layak bagi semua.

Sebelumnya perwakilan dari Direktorat Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) Sitti Utami Haryanti menyatakan salah satu penyebab masih rendahnya penyerapan tenaga kerja terdidik adalah belum adanya link and match atau keselarasan antara sektor pendidikan vokasi dengan dunia industri.

Padahal, tambahnya, lulusan vokasi diharapkan memiliki keterampilan dan kesiapan untuk terjun langsung ke dunia kerja sesuai dengan kebutuhan industri.

"Untuk mendorong tercapainya keselarasan itu, perlu ada kolaborasi dari berbagai pihak," katanya dalam sebuah seminar bertema “Pembelajaran untuk Masa Depan yang Berkelanjutan”.

Direktur Utama BIRU Kristiyanto Widiyawan mengatakan program BISA Ruang Vokasi fokus mendukung pendidikan berbasis industri untuk meningkatkan jumlah lulusan vokasi di bidang mekanikal dan engineering, dan telah berhasil mendukung kebutuhan tenaga kerja di industri energi dan pertambangan.

Terkait hal itu pihaknya telah melakukan penandatanganan kerja sama dengan dua mitra pelaku industri hospitality, yaitu PT Pangansari Utama Food Resources dan Hotel Indah Palace, serta dua lembaga pendidikan vokasi hospitality MedWist dan SMKN 3 Sukoharjo yang diharapkan, tahun depan sudah ada lulusan-lulusannya terekrut di perusahaan-perusahaan pariwisata.

Baca juga: BIRU siap tingkatkan kualitas tenaga kerja berdaya saing global
Baca juga: UI lakukan pendampingan UMKM untuk membuat laporan keuangan
Baca juga: Kemenperin cetak lulusan vokasi yang langsung terserap industri logam