Surabaya (ANTARA News) - Pemerintah terus mendorong industri dalam negeri untuk bangkit dan menjadi tuan rumah di negeri sendiri, guna menghadapi tingginya serbuan produk-produk impor yang masuk ke Indonesia.

Staf Ahli Menteri Perindustrian Bidang Pemasaran dan Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri Ferry Yahya di Surabaya, Rabu, mengatakan serbuan produk impor menjadi salah satu permasalahan besar yang dihadapi bangsa Indonesia, di tengah semangat penguatan daya saing industri dan pengamanan pasar produk dalam negeri.

"Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk mendongkrak penggunaan produk-produk industri dalam negeri, melalui penerapan regulasi dan program stimulan, seperti kampanye program cinta produk dalam negeri pada setiap lini kegiatan perekonomian," katanya.

Ferry Yahya mengemukakan hal itu usai pembukaan pameran Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) bertajuk "Karya Indonesia" yang diikuti 121 perusahaan dan asosiasi industri di dalam negeri.

Ia mengungkapkan saat terdapat 21 kelompok barang dan jasa dari sejumlah sektor industri yang telah mampu diproduksi di dalam negeri.

Presiden melalui Inpres Nomor 2 tahun 2009 tentang Penggunaan Produk Dalam Negeri juga telah menginstruksikan kepada seluruh lembaga pemerintah pengguna APBN dan APBD untuk memprioritaskan penggunaan produk dalam negeri dalam setiap pengadaan barang/jasa.

Melalui instruksi tersebut, Presiden membentuk Tim Nasional P3DN yang diketuai Menteri Perindustrian dengan tugas mempromosikan dan mensosialisasikan kemampuan industri dalam negeri, terutama untuk produk-produk yang secara khusus digunakan oleh instansi pemerintah dan juga produk yang dikonsumsi masyarakat.

"Berbagai upaya yang telah dilakukan pemerintah berdampak signifikan. Pertumbuhan industri dalam negeri pada tahun 2012 mencapai 6,40 persen atau sedikit lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi sebesar 6,23 persen," ujar Ferry Yahya.

Menurut ia, pertumbuhan positif pada sektor industri tersebut mampu menopang pertumbuhan dan ketahanan ekonomi nasional di tengah krisis ekonomi yang terjadi di Eropa dan Amerika Serikat.

Ferry Yahya menambahkan bahwa kebangkitan industri dalam negeri harus diiringi upaya-upaya untuk terus mendorong meningkatnya volume peningkatan penggunaan produk dalam negeri.

"Belanja pemerintah melalui APBN atau APBD merupakan salah satu sektor yang menjadi sasaran penggunaan produk dalam negeri," tambahnya.

Potensi belanja modal APBN tahun 2013 mencapai Rp213 triliun, sementara belanja modal perusahaan-perusahaan negara (BUMN) nilainya lebih dari Rp1.000 triliun pada tahun ini.

"Dapat kita bayangkan betapa besarnya efek pergerakan dan pertumbuhan ekonomi yang tercipta, jika pengadaannya diutamakan penggunaan produk dalam negeri," kata Ferry Yahya.(*)