Berlin (ANTARA) - Kanselir Jerman Olaf Scholz pada Selasa menyerukan negosiasi internasional baru mengenai perlucutan senjata nuklir yang tidak hanya melibatkan Rusia dan Amerika Serikat, tetapi juga China.

“Memulai awal yang baru dalam pengendalian senjata akan menjadi sangat penting,” katanya pada sebuah acara keagamaan di Berlin, seraya menambahkan bahwa beberapa negara lain juga telah membangun sebuah persenjataan nuklir.

Scholz mengatakan bahwa mencegah Iran untuk memproduksi uranium yang dapat berkontribusi pada produksi senjata nuklir juga masih merupakan tugas penting.

Menurut dia, senjata nuklir merupakan ancaman nyata umat manusia, dan oleh karena itu ada kewajiban mendesak untuk melakukan segala upaya guna memastikan senjata tersebut tidak pernah digunakan.

Menurut Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm (SIPRI), jumlah senjata nuklir operasional mulai meningkat pada 2022 karena beberapa negara menerapkan rencana jangka panjang untuk melakukan modernisasi dan ekspansi kekuatan.

Sumber: Reuters
Baca juga: Menlu RI: Tidak ada kemajuan dalam upaya perlucutan senjata nuklir
Baca juga: Malaysia prihatin perlucutan senjata nuklir melambat
Baca juga: Indonesia desak pembahasan internasional perlucutan senjata nuklir