Jakarta (ANTARA News) - Klub Jerman Borusia Dortmund layak menantikan Bayern Munchen di final Liga Champions di Stadion Wembley 25 Mei mendatang, karena klub Spanyol yang tersisa, Barcelona, butuh keajaiban untuk bisa memenangkan laga leg kedua.

Dortmund telah memastikan tiket final setelah hanya kemasukan dua gol pada laga leg kedua Rabu pagi (1/5/13 WIB), sekaligus menyingkirkan Real Madrid dengan kemenangan agregat gol 4-3.

Pada pertandingan semifinal Kamis dinihari nanti (2/5/13) WIB bisa jadi akan menjadi akhir pertarungan Jerman vs Spanyol jika Barca yang butuh keajaiban tidak mampu mencetak sedikitnya lima gol tanpa balas ke gawang Munchen.

Keajaiban memang bisa saja datang ke Barca, setidaknya karena faktor sebagai tuan rumah, tapi lagi-lagi bukan pekerjaan ringan untuk mencetak lima gol tanpa balas ke gawang klub kuat Jerman sekelas Munchen.

Strategi jitu rupanya memang milik Jerman, terbukti dalam laga leg pertama, baik Dortmund maupun Munchen berhasil mamanfaatkan momentum sebagai tuan rumah.

Taktik mencetak gol sebanyaknya untuk bekal laga tandang ke Spanyol sudah dibuktikan oleh Dortmund. Real Madrid yang bersusah payah hanya mampu membuat dua gol dari tiga yang dibutuhkan untuk menghadang Dortmund melangkah ke Wembley.

Kekalahan Madrid bukan karena bermain buruk, serangan bertubi sudah mereka kerjakan dengan gencar, dan masalahnya hanyalah penyelesaian akhir yang kurang baik di awal pertandingan.

Beberapa peluang melalui Higuain, Ronaldo, Ozil, dan Di Maria pada awal babak pertama tidak berbuah gol, padahal satu gol pembuka sangatlah penting untuk memupuk kepercayaan diri, mental, dan semangat.

Banyak pengamat yang menyayangkan langkah Jose Mourinho yang tidak memasukkan Benzema sejak awal pertandingan, tapi pernyataan itu muncul setelah pesepakbola asal Prancis itu berhasil menyulut semangat dan daya terjang Real Madrid melalui golnya menit 83.

Gol terlambat Real Madrid yang dibuat Benzema telah membuat semangat rekannya terpompa dan lebih taktis dalam menggempur gawang Dortmund yang dijaga kiper berpengalaman di Liga Champions, Weldenfeller.

Sergio Ramos pun berhasil menambahi gol Benzema lima menit kemudian. Sayang, semangat juang dan kembalinya kegarangan Real Madrid setelah gol Benzema itu dikalahkan oleh waktu 90 menit plus 5 menit injury time.

Real Madrid harus bertekuk lutut dengan kekalahan agregat gol 3-4, sekaligus melengkapi kegagalan Mourinho mengantar klubnya ke final Liga Champions. Sementara bagi Dortmund, itu pencapaian sampai final pertamanya sejak mereka menjuarai Liga Champions pada 1997.

Peluang-peluang yang hilang percuma pada babak pertama harus dibayar mahal oleh Real Madrid. Itu diakui oleh sang kapten Sergio Ramos.

"Ini memalukan. Kadang Anda kalah, itulah sepak bola. Di Dortmund kami seharusnya bermain seperti yang kami lakukan malam ini. Kami merasa untuk penggemar. Ini memalukan untuk telah begitu dekat tapi kehilangan peluang-peluang di babak pertama yang mahal," katanya usai pertandingan seperti dilansir laman resmi Liga Champions.

Sergio Ramos memang merendah, tapi sang maestro Real Madrid Jose Mourinho tetap memuji anak-anak asuhnya, juga dukungan penggemar di Bernabeu.

"Pemain-pemain kami telah memberikan segalanya. Jika kami mencetak gol lebih awal, kami akan punya kesempatan. Bernabeu fantastis, suporter mendukung hingga akhir tapi kami tidak membuat itu (kemenangan)," kata Mou.

Bagaimanapun, final milik Dortmund. Rayakanlah dan berfikir untuk laga final di Wembley akhir Mei mendatang.

"Mereka menempatkan banyak tekanan pada kami dan mencetak dua gol terlambat. Namun kami adalah klub kuat dan pantas melewati ini. Saya tidak berfikir tentang Wembley sebelumnya, mari kita rayakan sekarang dan pikirkan tentang final besok," kata pemain tengah Dortmund, Kevin Grosskreutz.

All Germany final?

Sejarah baru akan ditentukan pada laga leg kedua Bayern Munchen lawan Barcelona, Kamis. Semua penggemar bola sedang menanti apakah Munchen mampu mengantar terjadinya sejarah baru All Germany final di ajang bergengsi Liga Champions.

Kemungkinan final sesama Jerman sangatlah besar terlebih setelah hasil Real Madrid vs Dortmund. Munchen tidak harus berjuang mencetak gol, cukup membendung serangan tuan rumah Barca dan mencegahnya mencetak banyak gol.

Sementara Barca harus berjuang keras karena butuh paling sedikit lima gol tanpa balas untuk menjegal langkah Munchen menuju Wembley.

Apa pun bisa terjadi dalam sepak bola, Barca mungkin bisa membayar defisit gol. Kuncinya, tidak hanya si gesit Messi yang harus dalam kondisi bugar. Barca juga harus bisa mengeksploitasi gaya permainannya sendiri dan tidak kikuk karena beban kekalahan besar leg pertama.

Berkaca dari pengalaman Real Madrid, Barca harus bisa memanfaatkan peluang dengan baik sejak babak pertama. Ingat! Gol pembuka sangatlah penting.

Mungkin Barca tidak butuh keajaiban, tapi membuat keajaiban. Mencetak lima gol tanpa balas atau All Germany final.