Dokter gigi: Menyikat gigi boleh lebih dari dua kali sehari
12 September 2023 13:12 WIB
Arsip foto - Petugas Puskesmas Pahandut mengajari kepada siswa cara menyikat gigi yang benar pada kegiatan penyuluhan kesehatan gigi di TK Kartika, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Kamis (2/3/2023). Kegiatan yang digelar secara rutin di sejumlah sekolah di kota tersebut bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan kesadaran agar siswa selalu menjaga kesehatan gigi sejak dini. (ANTARA FOTO/Makna Zaezar/tom)
Jakarta (ANTARA) - Ketua Asosiasi Fakultas Kedokteran Gigi Indonesia (AFDOKGI) Prof. drg .Suryono, S.H., M.M., Ph.D., berpendapat seseorang menyikat gigi boleh lebih dari dua kali dalam sehari asalkan caranya benar.
"Harus benar. Kebanyakan dari masyarakat kalau gosok gigi memilih sikat gigi kadang salah, bulunya kadang terlalu keras," ujar Suryono dalam konferensi pers Bulan Kesehatan Gigi Nasional (BKGN) yang digelar daring, Selasa.
Menurut Suryono, selain pemilihan bulu sikat, tekanan saat menyikat gigi juga perlu menjadi perhatian. Dia mengatakan menyikat gigi dengan tekanan sangat kuat dapat mengakibatkan gusi menjadi turun dan email gigi terkikis.
"Jadi, harus, yang paling tidak, bulu sikatnya lembut atau sedang. Lalu tenaganya diatur," kata dia.
Baca juga: Menyikat gigi sebaiknya dilakukan 30 menit setelah makan
Dia berpendapat menyikat gigi tanpa tekanan keras asalkan dilakukan dengan benar pasti akan mampu membersihkan plak atau kotoran yang menempel pada permukaan gigi. Kemudian, saat menyikat sebaiknya setiap dua gigi yang artinya tak harus mencapai seluruh bagian gigi dalam sekali menyikat.
"Mungkin dua gigi dua gigi. Lamanya tergantung susunan gigi geligi, bagi yang susunan gigi geliginya tidak rapi ya tentu akan lebih butuh waktu lama. Kalau yang rapi mungkin lebih cepat," tutur Suryono.
Suryono mengatakan termasuk sosok yang menyikat gigi lebih dari dua kali dalam sehari karena menyertakan menyikat giginya usai makan siang. Dia membawa sikat gigi di kantongnya setiap bepergian.
"Saya setiap bepergian selalu bawa sikat gigi di kantong. Ini memang jadi kebiasaan yang harus masyarakat lakukan. Orang Jepang sehabis makan siang gosok gigi. Kalau di tempat kita, edukasinya sehari dua kali," kata dia.
Dia merujuk kajian yang pernah dia lakukan di salah satu pondok pesantren terkait kebiasaan menyikat gigi menemukan bahwa indeks radang gusi turun pada mereka yang rutin menyikat gigi sebelum wudhu atau sholat (lima kali sehari) dibandingkan partisipan yang menyikat gigi dua kali sehari yakni usai sarapan dan sebelum tidur.
Baca juga: Tak ada sikat gigi, bolehkah pakai sikat orang lain?
Baca juga: Masih banyak orang yang keliru saat menyikat gigi
Baca juga: Jangan tunggu sampai sakit untuk cegah keparahan gigi berlubang
"Harus benar. Kebanyakan dari masyarakat kalau gosok gigi memilih sikat gigi kadang salah, bulunya kadang terlalu keras," ujar Suryono dalam konferensi pers Bulan Kesehatan Gigi Nasional (BKGN) yang digelar daring, Selasa.
Menurut Suryono, selain pemilihan bulu sikat, tekanan saat menyikat gigi juga perlu menjadi perhatian. Dia mengatakan menyikat gigi dengan tekanan sangat kuat dapat mengakibatkan gusi menjadi turun dan email gigi terkikis.
"Jadi, harus, yang paling tidak, bulu sikatnya lembut atau sedang. Lalu tenaganya diatur," kata dia.
Baca juga: Menyikat gigi sebaiknya dilakukan 30 menit setelah makan
Dia berpendapat menyikat gigi tanpa tekanan keras asalkan dilakukan dengan benar pasti akan mampu membersihkan plak atau kotoran yang menempel pada permukaan gigi. Kemudian, saat menyikat sebaiknya setiap dua gigi yang artinya tak harus mencapai seluruh bagian gigi dalam sekali menyikat.
"Mungkin dua gigi dua gigi. Lamanya tergantung susunan gigi geligi, bagi yang susunan gigi geliginya tidak rapi ya tentu akan lebih butuh waktu lama. Kalau yang rapi mungkin lebih cepat," tutur Suryono.
Suryono mengatakan termasuk sosok yang menyikat gigi lebih dari dua kali dalam sehari karena menyertakan menyikat giginya usai makan siang. Dia membawa sikat gigi di kantongnya setiap bepergian.
"Saya setiap bepergian selalu bawa sikat gigi di kantong. Ini memang jadi kebiasaan yang harus masyarakat lakukan. Orang Jepang sehabis makan siang gosok gigi. Kalau di tempat kita, edukasinya sehari dua kali," kata dia.
Dia merujuk kajian yang pernah dia lakukan di salah satu pondok pesantren terkait kebiasaan menyikat gigi menemukan bahwa indeks radang gusi turun pada mereka yang rutin menyikat gigi sebelum wudhu atau sholat (lima kali sehari) dibandingkan partisipan yang menyikat gigi dua kali sehari yakni usai sarapan dan sebelum tidur.
Baca juga: Tak ada sikat gigi, bolehkah pakai sikat orang lain?
Baca juga: Masih banyak orang yang keliru saat menyikat gigi
Baca juga: Jangan tunggu sampai sakit untuk cegah keparahan gigi berlubang
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2023
Tags: