Gorontalo (ANTARA) - Empat kabupaten di Provinsi Gorontalo menetapkan status siaga darurat kekeringan dan kebakaran hutan (karhutla), yaitu Kabupaten Pohuwato, Boalemo, Bone Bolango dan Gorontalo.

Menindaklanjuti kondisi tersebut, Pemprov Gorontalo menggelar Rapat Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Diperluas dipimpin Gubernur Gorontalo Ismail Pakaya dihadiri seluruh unsur terkait berlangsung di aula Rumah Dinas Gubernur, Selasa (12/9).

Baca juga: BPBD: Kekeringan picu 39 ribu hektare lahan terbakar di Balikpapan

Penjabat Sekretaris Daerah Provinsi Gorontalo Budiyanto Sidiki melaporkan kondisi kekeringan di Gorontalo berdampak pada 9.828 warga yang tersebar di 14 kecamatan di lima kabupaten.

Pemprov menyiagakan 13 tangki air bersih dengan kapasitas 19.000 liter yang tersebar di lima unit organisasi yakni badan penanggulangan bencana daerah (BPBD), Palang Merah Indonesia (PMI), dinas sosial dan Balai Prasarana Permukiman Wilayah Provinsi Gorontalo.

"Sejauh ini upaya penanganan lintas sektor telah menyalurkan 241.750 liter air bersih. Rinciannya di Kabupaten Boalemo 103.000 liter, Bone Bolango 60.750 liter dan Kabupaten Gorontalo 78.000 liter. Ini belum dihitung dengan kontribusi pemda di masing masing kabupaten dan kota," kata Budiyanto yang juga menjabat sebagai Kepala BPBD.

Baca juga: Petugas gabungan lakukan pendinginan karhutla Gunung Bromo

Budiyanto mengatakan, meski Gorontalo sudah diguyur hujan ringan dua hari terakhir namun ancaman kekeringan masih mengintai. Selain kekurangan air, ancaman gagal panen dan kebakaran hutan menjadi perhatian.

Masalah pendistribusian air terkendala dengan peralatan dan debit air bersih yang kurang sehingga petugas harus mencari lokasi yang lebih jauh.

Ketiadaan fasilitas penampungan air yang besar di perkampungan warga membuat mereka menampung air bersih di tempat seadanya seperti ember dan galon.

Baca juga: BNPB: Denda pelaku karhutla Bromo masih kurang dibanding water bombing