"Data WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) menunjukkan masalah gigi dan mulut sebagai salah satu dari masalah kesehatan yang perlu diperhatikan. Kurang lebih 50 persen warga dunia memiliki masalah gigi dan mulut," katanya dalam acara gelar wicara terkait kesehatan gigi dan mulut, yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa.
Indah mengatakan penyakit gigi dan mulut yang mencakup gigi berlubang, masalah jaringan penyangga gigi, masalah gusi dan tulang penyangga (periodontal), kehilangan gigi (ompong), hingga kanker rongga mulut, termasuk ke dalam lima besar jumlah kasus penyakit tidak menular di dunia.
Baca juga: Masyarakat diimbau untuk tidak takut lagi periksa ke dokter gigi
"Kemudian kita juga menghadapi fenomena pascapandemi COVID-19 yang menyebabkan beberapa fasilitas pelayanan kesehatan ada yang terganggu, termasuk fasilitas pelayanan kesehatan gigi dan mulut," ujar Indah.
Baca juga: HKGN jadi momentum gugah kesadaran kesehatan gigi & mulut masyarakat
Salah satu cara terpenting, ucapnya, dengan melakukan pemeriksaan gigi rutin ke dokter gigi, sebagai pemeriksaan dan pembersihan secara profesional, serta upaya pencegahan dengan tujuan kondisi rongga mulut menjadi sehat dan prima.
"Kenapa penting? Karena sebagian besar masalah kondisi gigi dan mulut bisa dicegah, pencegahan primer adalah nomor satu dalam pelayanan kesehatan gigi dan mulut," ujarnya.
Baca juga: Hoaks! Sakit gigi hilang selamanya dengan rebusan daun jeruk dan garam
Baca juga: Mahal, alasan orang enggan ke dokter gigi