Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Selasa sore masih stabil seiring pelaku pasar uang yang masih menunggu kebijakan pemerinah mengenai subsidi bahan bakar minyak (BBM).

Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa sore bergerak melemah nilainya sebesar satu poin menjadi Rp9.718 dibanding sebelumnya (Senin, 29/4) di posisi Rp9.717 per dolar AS.

"Pemerintah masih menunggu kesiapan kompensasi dana masyarakat mengenai kenaikan harga BBM, kondisi itu membuat pelaku pasar menanti kebijakan itu diterapkan," kata analis Trust Securities, Reza Priyambada di Jakarta, Selasa.

Ia menambahkan pelaku pasar keuangan mengharapkan adanya kejelasan sehingga dampak negatif yang terjadi jika BBM subsidi dinaikan dapat dikalkulasikan.

"Diharapkan juga kenaikan BBM dipercepat sehingga dapat menekan defisit neraca perdagangan Indonesia, dengan begitu nilai tukar rupiah akan kembai dalam tren penguatan," katanya.

Reza juga mengatakan nilai tukar rupiah cenderung mendatar menanggapi pernyataan Kementerian Keuangan bahwa inflasi untuk tahun ini dapat mencapai 5,5 persen, lebih tinggi dari target sebelumnya 4,9 persen.

Pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara, Ruly Nova menambahkan Bank Indonesia juga masih menjaga pergerakan nilai tukar domestik di tengah subsidi BBM yang belum diumumkan.

"Penjagaan BI itu membuat nilai tukar rupiah akan bergerak stabil," katanya.

Ia mengatakan pertumbuhan ekonomi AS yang melambat sempat menekan mata uangnya, namun di sisi lain ekonomi Eropa yang masih dalam kondisi krisis masih menjadi sentimen negatif bagi pasar uang Asia.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari Selasa ini, tercatat mata uang rupiah bergerak melemah tipis menjadi Rp9.722 dibanding posisi sebelumnya senilai Rp9.721 per dolar AS.
(KR-ZMF/S025)