Wapres minta distribusi raskin dibenahi
30 April 2013 20:09 WIB
Kompensasi Kenaikan BBM Sejumlah buruh mengangkut beras miskin (raskin) di salah satu gudang Bulog Subdrive, Indramayu, Jawa Barat, Selasa (30/4). untuk mengantisipasi inflasi terhadap rencana kenaikan BBM, pemerintah memberikan kompensasi salah satunya dengan menambah jumlah jatah raskin dari Rp 17,197 triliun menjadi sekitar Rp 22,5 triliun. (FOTO ANTARA/Dedhez Anggara) ()
Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden Boediono mengatakan distribusi beras untuk rakyat miskin atau raskin perlu dibenahi sebagai bentuk kompensasi jika nanti ada penyesuaian harga bahan bakar minyak.
"Saya mengetahui ada simpul yang tidak sesuai dengan rencana, seperti harga yang harus dibayar oleh penerima manfaat," katanya saat menyampaikan pidato penutupan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) di Jakarta, Selasa.
Hadir dalam penutupan Musrenbangnas sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, gubernur, bupati dan wali kota dari seluruh daerah di Indonesia.
Menurut Wapres, salah satu hak mendesak yang perlu diperbaiki saat penyesuaian harga BBM, salah satunya adalah memberikan kompensasi kepada masyarakat yang membutuhkan.
"Sasaran penerima raskin harus dipertajam dan ditingkatkan volumenya dan masalah di lapangan perlu diperbaiki," kata Boediono.
Wapres minta agar pemerintah daerah segera memperbaiki sistem distribusi dan harga yang dijual kepada penerima manfaat sesuai dengan yang ditetapkan pemerintah.
Sementara Dirut Perum Bulog Sutarto Alimoeso mengatakan pihaknya siap menambah jumlah pasokan beras untuk warga miskin pascakenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi.
"Kami siap untuk menambah berapapun jumlah yang dibutuhkan, karena stok beras Bulog sangat mencukupi," katanya saat menghadiri acara tahunan itu.
Menurut Sutarto, saat ini jumlah raskin yang diterima warga mencapai 15 kilogram per keluarga, bisa memenuhi 30-40 persen kebutuhan pangan bagi penerima.
Apabila jumlah raskin dinaikkan menjadi 30 kilogram, bisa memenuhi hingga 60-70 persen kebutuhan pangan.
Saat ini jumlah raskin yang disalurkan per bulan mencapai sekitar 230.000 ton.
Sutarto menuturkan, per 30 April 2013 stok beras Bulog mencapai lebih dari 2,5 juta ton atau mencukupi hingga 10 bulan.
"Intinya, Bulog siap menaikkan alokasi raskin kalau memang diperlukan. Kalau BBM naik tentunya raskin pasti ditambah. Jadi jika alokasi raskin harus dinaikkan karena dampak kenaikan BBM, Bulog tidak masalah," ujarnya.
(A025/M026)
"Saya mengetahui ada simpul yang tidak sesuai dengan rencana, seperti harga yang harus dibayar oleh penerima manfaat," katanya saat menyampaikan pidato penutupan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) di Jakarta, Selasa.
Hadir dalam penutupan Musrenbangnas sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, gubernur, bupati dan wali kota dari seluruh daerah di Indonesia.
Menurut Wapres, salah satu hak mendesak yang perlu diperbaiki saat penyesuaian harga BBM, salah satunya adalah memberikan kompensasi kepada masyarakat yang membutuhkan.
"Sasaran penerima raskin harus dipertajam dan ditingkatkan volumenya dan masalah di lapangan perlu diperbaiki," kata Boediono.
Wapres minta agar pemerintah daerah segera memperbaiki sistem distribusi dan harga yang dijual kepada penerima manfaat sesuai dengan yang ditetapkan pemerintah.
Sementara Dirut Perum Bulog Sutarto Alimoeso mengatakan pihaknya siap menambah jumlah pasokan beras untuk warga miskin pascakenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi.
"Kami siap untuk menambah berapapun jumlah yang dibutuhkan, karena stok beras Bulog sangat mencukupi," katanya saat menghadiri acara tahunan itu.
Menurut Sutarto, saat ini jumlah raskin yang diterima warga mencapai 15 kilogram per keluarga, bisa memenuhi 30-40 persen kebutuhan pangan bagi penerima.
Apabila jumlah raskin dinaikkan menjadi 30 kilogram, bisa memenuhi hingga 60-70 persen kebutuhan pangan.
Saat ini jumlah raskin yang disalurkan per bulan mencapai sekitar 230.000 ton.
Sutarto menuturkan, per 30 April 2013 stok beras Bulog mencapai lebih dari 2,5 juta ton atau mencukupi hingga 10 bulan.
"Intinya, Bulog siap menaikkan alokasi raskin kalau memang diperlukan. Kalau BBM naik tentunya raskin pasti ditambah. Jadi jika alokasi raskin harus dinaikkan karena dampak kenaikan BBM, Bulog tidak masalah," ujarnya.
(A025/M026)
Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013
Tags: