Kemenparekraf serahkan bantuan pendanaan ke Desa Wisata Religi Bongo
11 September 2023 21:37 WIB
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menyerahkan bantuan pendanaan kepada Kelompok Sadar Wisata Desa Bongo, Kecamatan Batudaa Pantai, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo, Senin (11/9/2023). ANTARA/HO-Dispar Provinsi Gorontalo
Gorontalo (ANTARA) - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menyerahkan bantuan pendanaan Rp120 juta kepada Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Bongo, Kecamatan Batudaa Pantai, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo, Senin.
Deputi Bidang Industri dan Investasi Kementerian Pariwisata Rizki Handayani Mustafa menyerahkan bantuan tersebut di Kantor Desa Bongo.
Rizki mengatakan bantuan tersebut diserahkan, karena Desa Bongo masuk dalam 50 desa pada ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI).
"Kegiatan ini merupakan kolaborasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Desa Bongo terpilih karena memiliki cerita yang luar biasa, memiliki keunikan dan ciri khas," kata Rizki Handayani.
Menurutnya, potensi lokal desa yang banyak dimiliki desa ini harus dituliskan. Sebab banyak pengetahuan masyarakat dan kekayaan budaya desa yang masih lestari dalam bentuk tradisi lisan.
Kekayaan budaya ini harus dituliskan agar dapat menjadi dokumen kebudayaan yang penting. "Setiap desa unik, keunikan ini menjadi daya tarik wisatawan," katanya pula.
Ia mencontohkan pengetahuan masyarakat berupa resep makanan tradisional yang dimiliki kaum wanita desa.
Pengetahuan resep makanan ini perlu didokumentasikan dengan cara menuliskan.
"Orang sekarang berwisata ingin mencoba makanan tradisional, keistimewaan menu ini harus dipertahankan dengan cara ditulis," kata Rizki.
Dia juga meminta para pelaku usaha pariwisata untuk memahami manajemen keuangan mikro, mampu memisahkan uang untuk keperluan keluarga dan uang usaha. Untuk itu, Kemenparekraf menggandeng OJK untuk memberikan edukasi pentingnya literasi keuangan.
"Melalui kegiatan ini, kami harapkan Desa Bongo menjadi desa pariwisata yang mandiri," katanya pula.
Upaya penguatan desa wisata mandiri ini disambut baik Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Gorontalo Aryanto Husain.
Menurut Aryanto, masyarakat Desa Bongo memiliki adat dan budaya yang unik, setiap tahun dijadikan daya tarik wisata.
"Masyarakat Desa Bongo menggelar kegiatan tahunan ini dalam bentuk Festival Walima. Tradisi ini turun-temurun yang mengantarkan Desa Bongo meraih anugerah ADWI," katanya.
Keunggulan desa ini ada tiga, yaitu Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Yotama, Pantai Dulanga, dan Masjid Walima Emas.
Aryanto mengapresiasi kegiatan Kemenparekraf ini yang dinilai sebagai wujud komitmen pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif di Gorontalo.
"Banyak pelaku wisata yang menekuni usaha tapi tidak naik kelas, karena tidak mampu mengelola usaha. Dukungan Kemenparekraf untuk Desa Bongo dan dibekali literasi keuangan ini sangat penting untuk menguatkan pelaku usaha wisata di desa," katanya pula.
Baca juga: Menparekraf akui terpikat dengan Desa Bongo di Gorontalo
Baca juga: Menparekraf kunjungi Desa Wisata Bubohu-Bongo
Deputi Bidang Industri dan Investasi Kementerian Pariwisata Rizki Handayani Mustafa menyerahkan bantuan tersebut di Kantor Desa Bongo.
Rizki mengatakan bantuan tersebut diserahkan, karena Desa Bongo masuk dalam 50 desa pada ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI).
"Kegiatan ini merupakan kolaborasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Desa Bongo terpilih karena memiliki cerita yang luar biasa, memiliki keunikan dan ciri khas," kata Rizki Handayani.
Menurutnya, potensi lokal desa yang banyak dimiliki desa ini harus dituliskan. Sebab banyak pengetahuan masyarakat dan kekayaan budaya desa yang masih lestari dalam bentuk tradisi lisan.
Kekayaan budaya ini harus dituliskan agar dapat menjadi dokumen kebudayaan yang penting. "Setiap desa unik, keunikan ini menjadi daya tarik wisatawan," katanya pula.
Ia mencontohkan pengetahuan masyarakat berupa resep makanan tradisional yang dimiliki kaum wanita desa.
Pengetahuan resep makanan ini perlu didokumentasikan dengan cara menuliskan.
"Orang sekarang berwisata ingin mencoba makanan tradisional, keistimewaan menu ini harus dipertahankan dengan cara ditulis," kata Rizki.
Dia juga meminta para pelaku usaha pariwisata untuk memahami manajemen keuangan mikro, mampu memisahkan uang untuk keperluan keluarga dan uang usaha. Untuk itu, Kemenparekraf menggandeng OJK untuk memberikan edukasi pentingnya literasi keuangan.
"Melalui kegiatan ini, kami harapkan Desa Bongo menjadi desa pariwisata yang mandiri," katanya pula.
Upaya penguatan desa wisata mandiri ini disambut baik Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Gorontalo Aryanto Husain.
Menurut Aryanto, masyarakat Desa Bongo memiliki adat dan budaya yang unik, setiap tahun dijadikan daya tarik wisata.
"Masyarakat Desa Bongo menggelar kegiatan tahunan ini dalam bentuk Festival Walima. Tradisi ini turun-temurun yang mengantarkan Desa Bongo meraih anugerah ADWI," katanya.
Keunggulan desa ini ada tiga, yaitu Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Yotama, Pantai Dulanga, dan Masjid Walima Emas.
Aryanto mengapresiasi kegiatan Kemenparekraf ini yang dinilai sebagai wujud komitmen pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif di Gorontalo.
"Banyak pelaku wisata yang menekuni usaha tapi tidak naik kelas, karena tidak mampu mengelola usaha. Dukungan Kemenparekraf untuk Desa Bongo dan dibekali literasi keuangan ini sangat penting untuk menguatkan pelaku usaha wisata di desa," katanya pula.
Baca juga: Menparekraf akui terpikat dengan Desa Bongo di Gorontalo
Baca juga: Menparekraf kunjungi Desa Wisata Bubohu-Bongo
Pewarta: Susanti Sako
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023
Tags: