Karawang (ANTARA) - PT Pupuk Kujang menyasar petani penggarap dalam merealisasikan program Makmur yang diinisiasi oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, untuk membantu meningkatkan kesejahteraan petani penggarap.

Koordinator Program Makmur Pupuk Kujang Saiful Rohdian, di Karawang, Jawa Barat, Senin, mengatakan petani penggarap adalah petani yang tidak memiliki lahan sawah, hanya menggarap lahan sawah milik orang lain.

Untuk pendapatan petani penggarap ini diperoleh dari bagi hasil saat panen dengan pemilik sawah.

Ia menyebutkan, berbagai kendala seringkali mereka hadapi saat bertani, mulai dari minimnya modal tanam, sarana produksi pertanian yang terbatas, hingga jeratan lintah darat dan tengkulak. Jadi mereka tidak menikmati keuntungan panen secara maksimal.

"Melihat berbagai kendala petani penggarap itu, maka kami putuskan untuk bergerak membantu mereka melalui program Makmur,” kata Saiful.

Kali ini, program Makmur menyasar petani penggarap di Desa Jebed Selatan, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah.

Dia mengatakan, Pupuk Kujang berkolaborasi dengan Yayasan Baitul Mal Perusahaan Listrik Negara (YBM PLN) Cabang Semarang dalam membantu petani penggarap itu.

YBM PLN Cabang Semarang menyalurkan dana untuk modal tanam kepada 15 orang petani penggarap di Jebed Selatan.

“Dengan bantuan dana dari Baitul Mal PLN, para petani penggarap ini tak perlu mengeluarkan modal tanam dan bisa langsung melakukan budi daya padi. Bahkan modalnya tak perlu dikembalikan, tapi digunakan untuk modal di musim tanam berikutnya, jadi dapat berkelanjutan,” kata Saiful.

Dalam program Makmur untuk petani penggarap di Jebed Selatan, tim agronomis Pupuk Kujang mendampingi 15 orang petani dengan total luas lahan 5 hektare sawah.

“Para penggarap ini diajak untuk melakukan budi daya modern dengan berbagai produk premium (nonsubsidi) buatan Pupuk Kujang. Kita perlakukan lahan sebaik mungkin dengan mengaplikasikan sistem pemupukan berimbang,” kata Saiful.

Saat mendampingi petani, ujar Saiful, tim agronomis Pupuk Kujang membantu segala kendala yang dihadapi petani saat budi daya.

“Kami berikan konsultasi dan pendampingan hingga panen maksimal,” kata Saiful.

Saiful menyampaikan, bukan kali ini saja, program Makmur dilakukan di Jebed Selatan. Sebelumnya program Makmur juga dilakukan ke kalangan petani lain yang menghasilkan peningkatan panen, dari awalnya 5 ton menjadi 7 ton-8 ton per hektare setelah ikut program Makmur.

Nurul Huda dari Yayasan Baitul Maal PLN mengatakan, meski PLN adalah BUMN di klaster energi, tak menghalangi untuk berkolaborasi dengan Pupuk Kujang yang berada di klaster pupuk pangan.

“Ini merupakan sinergi BUMN untuk mendukung program Makmur sebagai cara mensejahterakan petani. khususnya petani penggarap,” kata Huda.

Huda menuturkan, Baitul Maal PLN tergerak membantu petani penggarap di Jebed Selatan, karena mereka belum sejahtera. Tak sedikit juga para penggarap ini terjebak sistem ijon, gabah yang mereka hasilkan dibeli dengan harga rendah sebelum panen.

"Para penggarap ini bahkan terdata sebagai penerima bantuan sosial dari pemerintah, kebanyakan penggarap ini rata-rata tinggal di rumah semi permanen,” katanya pula.

Dengan mengikuti Program Makmur, para penggarap diajak untuk meningkatkan keuntungan karena berada dalam ekosistem bisnis yang jelas.
Baca juga: Pupuk Kujang- Rize jajaki kerja sama budidaya ramah lingkungan
Baca juga: Pupuk Kujang: Stok pupuk di Jabar-Banten menumpuk jika ada El Nino