Penggali batu Karangasem diminta tak kerja manual usai insiden longsor
11 September 2023 18:19 WIB
Dokumentasi Basarnas Bali saat alat berat membantu evakuasi korban tebing longsor Bebandem Karangasem, Denpasar, Senin (11/9/2023). ANTARA/Ho-Basarnas Bali
Denpasar (ANTARA) - BPBD Karangasem, Bali, meminta penggali batu di wilayah tersebut tidak bekerja dengan cara manual di tengah musim kemarau dan lokasi perbukitan yang berisiko, hal ini disampaikan setelah terjadi insiden tebing longsong yang menewaskan tiga orang.
“Di satu sisi ini tanah berpasir, sebaiknya tidak bekerja manual kalau daerah galian mungkin bisa gunakan alat berat jadi dihindari menggali di pinggir tebing dengan manual,” kata Kepala Pelaksana BPBD Karangasem Ida Bagus Ketut Arimbawa saat dihubungi di Denpasar, Senin.
“Imbauan kepada masyarakat dalam rangka pengurangan risiko, ini (tebing longsor) bukan bencana alam jadi sebaiknya masyarakat memilah berhati-hati dalam mencari batu apalagi potensinya kemarau panjang,” sambungnya.
Sebelumnya sekitar pukul 11.00 Wita siang tadi terjadi kecelakaan tebing longsor di Dusun Kemuning, Desa Linggasana, Kecamatan Bebandem, di mana dalam kejadian tersebut ditemukan tiga penggali batu tabas yang meninggal dunia dan satu orang luka-luka.
BPBD Karangasem mengumumkan bahwa ini merupakan tragedi pertama yang terjadi di daerah tersebut, padahal tak sedikit masyarakat yang menggali batu di bukit lahan pribadi mereka.
Arimbawa menyebut ini murni kecelakaan kerja, lantaran berdasarkan kronologis kejadian para korban sedang menggali di pertengahan bukit dengan cara manual.
“Ketika menggali baru 1-2 meter akhirnya terjadi longsoran, ada batu besar jatuh dari atas yang menimbulkan meninggal di tempat dua orang, kemudian dua dirujuk ke rumah sakit tapi satunya kemudian meninggal,” tuturnya.
“Ini mereka bekerja manual, dia (korban) mengetuk-ngetuk bukit, kemudian tanahnya bergetar dan dari atas jatuh pasir bertanah bersama batu besar,” sambungnya lebih rinci.
Kejadian ini membuat BPBD Karangasem mengimbau agar penggali batu lainnya sebaiknya menggunakan alat berat, karena musim kemarau membuat tanah mudah tergerus padahal baru beberapa kali diketuk, sebagian besar masyarakat sejauh ini sudah melakukan kata dia.
Untuk diketahui tiga orang korban meninggal dunia dalam kejadian ini adalah I Ketut Sueca (40), I Kadek Pasek (37), dan I Kadek Berata (44), sementara korban selamat dalam keadaan luka-luka bernama I Kadek Berata (34).
Baca juga: Tim gabungan evakuasi satu warga Karangasem tertimbun longsor
Baca juga: BNPB: Tim SAR gabungan cari korban tertimbun longsor di Karangasem
Baca juga: BPBD Bali catat tambahan 77 bencana akibat cuaca ekstrem
“Di satu sisi ini tanah berpasir, sebaiknya tidak bekerja manual kalau daerah galian mungkin bisa gunakan alat berat jadi dihindari menggali di pinggir tebing dengan manual,” kata Kepala Pelaksana BPBD Karangasem Ida Bagus Ketut Arimbawa saat dihubungi di Denpasar, Senin.
“Imbauan kepada masyarakat dalam rangka pengurangan risiko, ini (tebing longsor) bukan bencana alam jadi sebaiknya masyarakat memilah berhati-hati dalam mencari batu apalagi potensinya kemarau panjang,” sambungnya.
Sebelumnya sekitar pukul 11.00 Wita siang tadi terjadi kecelakaan tebing longsor di Dusun Kemuning, Desa Linggasana, Kecamatan Bebandem, di mana dalam kejadian tersebut ditemukan tiga penggali batu tabas yang meninggal dunia dan satu orang luka-luka.
BPBD Karangasem mengumumkan bahwa ini merupakan tragedi pertama yang terjadi di daerah tersebut, padahal tak sedikit masyarakat yang menggali batu di bukit lahan pribadi mereka.
Arimbawa menyebut ini murni kecelakaan kerja, lantaran berdasarkan kronologis kejadian para korban sedang menggali di pertengahan bukit dengan cara manual.
“Ketika menggali baru 1-2 meter akhirnya terjadi longsoran, ada batu besar jatuh dari atas yang menimbulkan meninggal di tempat dua orang, kemudian dua dirujuk ke rumah sakit tapi satunya kemudian meninggal,” tuturnya.
“Ini mereka bekerja manual, dia (korban) mengetuk-ngetuk bukit, kemudian tanahnya bergetar dan dari atas jatuh pasir bertanah bersama batu besar,” sambungnya lebih rinci.
Kejadian ini membuat BPBD Karangasem mengimbau agar penggali batu lainnya sebaiknya menggunakan alat berat, karena musim kemarau membuat tanah mudah tergerus padahal baru beberapa kali diketuk, sebagian besar masyarakat sejauh ini sudah melakukan kata dia.
Untuk diketahui tiga orang korban meninggal dunia dalam kejadian ini adalah I Ketut Sueca (40), I Kadek Pasek (37), dan I Kadek Berata (44), sementara korban selamat dalam keadaan luka-luka bernama I Kadek Berata (34).
Baca juga: Tim gabungan evakuasi satu warga Karangasem tertimbun longsor
Baca juga: BNPB: Tim SAR gabungan cari korban tertimbun longsor di Karangasem
Baca juga: BPBD Bali catat tambahan 77 bencana akibat cuaca ekstrem
Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2023
Tags: